AGENCY for Quality Assurance by Accreditation of Study (AQAS) melakukan visitasi akreditasi internasional di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mulai 23 Agustus hingga November mendatang. AQAS sendiri merupakan lembaga independen untuk penjaminan kualitas suatu program studi dan berbasis di Jerman.
Akreditasi Internasional AQAS Pada Pascasarjana UNJ dilatarbelakangi semangat untuk mencapai visi UNJ yang menjadi universitas bereputasi di Asia. Dan sebagai salah satu indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek, khususnya IKU 8 program studi akreditasi internasional sebagai ukuran pemeringkatan PTN.
Faisal Madani salah satu panitia akreditasi AQAS Pascasarjana UNJ menjelaskan pemilihan AQAS dalam akreditasi berdasarkan Permendikbud Nomor 83/P/2020 tentang Lembaga Akreditasi Internasional pada lampiran butir Nomor 1 yakni External Quality Assurance Results (EQAR). Dan AQAS bagian dari EQAR.
"AQAS melakukan akreditasi dalam tiga dimensi yang berhubungan dengan akreditasi internasional, standarisasi outcomes yang berhubungan dengan keunggulan proses pembelajaran, sistem dan mekanisme penjaminan mutu program studi, serta rekognisi internasional yang dapat digunakan untuk branding program studi," kata Faisal dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/8).
AQAS mempunyai reputasi internasional di era globalisasi, sehingga standarisasi outcomes (kemampuan lulusan) menjadi penting agar lulusan dapat bersaing dengan lulusann prodi sejenis dari negara lain. Baik untuk pekerjaan di dalam negeri maupun di luar negeri.
"AQAS dalam melakukan akreditasi melalui sistem dan mekanisme penjaminan mutu yang digunakan sebagai acuan dalam akreditasi internasional dan melakukan improvement dalam proses akreditasi. Dan juga sistem dan mekanisme itu dapat diapdopsi dan diimplementasikan dengan baik, dalam rangka meningkatkan mutu prodi secara berkelanjutan," tambahnya.
AQAS dalam proses akreditasi menjamin meningkatkan branding dan ini sangat penting terutama untuk menarik minat calon mahasiswa baru.
Terdapat 7 indikator yang akan dinilai dalam asesmen akreditasi internasional AQAS, meliputi, kualitas kurikulum, penjaminan mutu, pembelajaran, pengajaran dan penilaian siswa, penerimaan mahasiswa, perkembangan studi, rekognisi dan sertifikasi, staf pengajar, sumber pembelajaran dan dukungan mahasiswa, dan terakhir adalah informasi publik. pelaksanaan visitasi akreditasi internasional berlangsung secara daring, dibagi beberapa tahap dan pembagian per klaster.
Pada visitasi akreditasi AQAS ada 8 orang yang menjadi asesor pada klaster 1, yaitu: Prof. Dr. Ingrid Gogolin dari Universität Hamburg, Faculty of Education; Prof. Maria Celeste T. Gonzalez dari Ateneo de Manila University, Filipina, Dr. Pramono, S.Pd. M.Or dari Universitas Negeri Malang, Prof Dr Volker Schubert dari Universität Hildesheim, Faculty of Educational and Social Sciences, Sebastian Horndasch dari Hochschulforum Digitalisierung, Berlin (labour market representative), Laura Ritter, Master Student dari Universität Köln (student representative), Dr. Dorothee Groeger dari AQAS, dan Ayda Alizadeh dari AQAS.
Direktur Pascasarjana UNJ Dedi Purwana mengatakan UNJ telah berkomitmen untuk menjadi universitas terkemuka di Asia. Dalam mengejar visinya, UNJ telah membangun kerja sama internasional dengan universitas luar negeri di banyak negara seperti Afrika, Asia, Australia, Selandia Baru, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Hal ini bertujuan untuk menempatkan UNJ sebagai mitra setara internasional.
"UNJ selalu ingin belajar dan benchmark dengan mitra internasional. Oleh karena posisinya sebagai unit penunjang akademik UNJ, program Pascasarjana harus mendukung universitas untuk mewujudkan visi dan misinya. Ya, itu tidak mudah, tetapi tergantung dari cara pandang kita. Jika kita berpikir sulit untuk mencapai visi yang ambisius, maka kita tidak akan memiliki apa-apa," kata Dedi Purwana.
"Namun, jika kita menganggap visi ambisius sebagai sarana untuk membawa kesuksesan organisasi, akan mudah bagi kita untuk mengejar visi kita. Kuncinya adalah bagaimana menyatukan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi kami. Ini sebuah tantangan," lanjutnya.
Sementara itu Wakil Direktur II Pascasarjana UNJ, M. Japar menjelaskan bahwa akreditasi internasional yang ingin dicapai Pascasarjana merupakan wujud nyata perjuangan Pascasarjana dalam berkontribusi bagi tercapainya UNJ Unggul dan bereputasi. "Bila semua pemangku kepentingan Pascasarjana dapat bekerja secara kolaboratif dan sinergis insya Allah upaya ini dapat dicapai," kata M Japar.
baca juga: Universitas Negeri Jakarta
Wakil Direktur III Pascasarjana UNJ, Arita Marini, menambahkan akreditasi Internasional yang merupakan bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang dilakukan terhadap 8 program studi dalam klaster 1 pada Pascasarjana UNJ. Tujuannya untuk menentukan kelayakan program studi dan Universitas Negeri Jakarta berdasarkan kriteria yang mengacu kepada standar penilaian internasional.
"Selain itu, kegiatan akreditasi internasional juga dilakukan untuk menjamin mutu program studi dan Universitas Negeri Jakarta secara eksternal baik di bidang akademik maupun non akademik untuk melindungi kepentingan mahasiswa dan masyarakat dengan prinsip independent, akurat, obyektif, transparan, dan akuntabel," ungkap Arita Marini.
Rektor UNJ, Komarudin mendukung upaya akreditasi dan berharap hasil akreditasi AQAS ini sesuai harapan UNJ.
"UNJ melakukan akreditasi internasional untuk beberapa tujuan. Pertama, dalam rangka memenuhi capaian IKU, terutama IKU 8 yang mensyaratkan akreditasi internasional program studi. Kedua, untuk meningkatkan penyelenggaraan akademik dan budaya akademik sesuai standar internasional. Ketiga dalam rangka mewujudkan visi menjadi universitas bereputasi di kawasan Asia. Setelah UNJ mendapatkan Akreditasi Unggul dari BAN PT, maka kami mengharapkan keunggulan itu menjelma pada praktik nyata dalam berbagai bidang dan dimensi, baik tatakelola, kinerja, produktivitas karya, dan prestasi yang unggul, baik nasional maupun internasional," kata Rektor UNJ Komarudin. (N-1)