Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang sedianya berakhir pada 20 Juli silam, harus diperpanjang hingga 9 Agustus. Lalu, apakah pemerintah sebaiknya kembali memperpanjang pemberlakuan PPKM?
Jika tidak diperpanjang oleh pemerintah, PPKM akan berakhir malam ini, (9/8). Namun, melihat kebiasaan pemerintah yang biasanya akan memberikan pengumuman pada detik-detik akhir masa tenggat pembatasan sosial, bisa jadi PPKM juga akan dilanjutkan.
Dan, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan apakah PPKM sebaiknya diperpanjang maupun berakhir nanti malam. Guru Besar FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama memberikan catatan terkait kebijakan PPKM pemerintah.
Saat ini, yang meninggal sudah mencapai angka 1500 per hari. Angka tersebut naik tiga kali lipat bila dibandingkan dengan masa awal PPKM Darurat, yaitu 491.
Memang, di kota-kota besar di Jawa dan Bali angka BOR turun, dan IGD tidak penuh lagi. Data kasus baru di beberapa daerah di Jawa juga sudah menurun setelah PPKM diberlakukan. Tapi, positivity rate masih berada di persentase 25%, atau lima kali di atas batas yang ditentukan WHO, 5%.
“Yang dapat dipertimbangkan dilakukan kalau akan melakukan pelonggaran adalah mempunyai data yang amat lengkap dan rinci per kabupaten atau kota, terkait dua aspek. Pertama adalah community transmission (7 derajat kalau menurut WHO), dan aspek respons kesehatan masyarakat (3 derajat kalau menurut WHO),” ungkap Prof. Tjandra Yoga Aditama kepada Media Indonesia, Senin, (9/8).
Jika kabupaten dan kota sudah memperbaiki kedua aspek di atas, menurut Prof Tjandra, bisa dipertimbangkan pelonggaran secara bertahap dengan amat hati-hati. Evaluasi dan monitor secara ketat menjadi keharusan, dan dilakukan penyesuaian bila diperlukan.
Selain itu, pelonggaran suatu daerah harus mempertimbangkan daerah yang berbatasan langsung. “Tiga prinsip dasar tetap harus diperkuat; pembatasan sosial, test and trace, harus dicapai target yang sudah dibuat, dan vaksinasi, juga harus dicapai targetnya,” ungkapnya.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu juga menuturkan ada tiga hal yang patut menjadi perhatian utama saat ini. Pertama adalah upaya maksimal untuk menurunkan angka kematian, Kedua, pelaksanaan komunikasi risiko berjalan baik, dengan pemerintah dan praktisi lapangan yang memberikan penjelasan. Ketiga, senantiasa melakukan analisa ilmiah yang valid dan lengkap untuk dasar pengambilan keputusan.(H-1)
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
DINKES Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, mewaspadai penularan Mycoplasma Pneumonia dalam suasana Natal dan pergantian tahun dengan menerbitkan surat edaran.
Lengkasi vaksinasi covid-19, selalu menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak.
Jika memungkinkan, kapan pun berada di ruang publik atau di gedung, pastikan ventilasi alami dengan membuka jendela.
Berdasarkan penilaian risiko saat ini, WHO menyarankan agar semua negara tidak melakukan pembatasan perjalanan atau perdagangan apa pun yang terkait dengan tren ISPA terkini.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit. Meski banyak orang mencuci tangan hanya dengan air.
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah rumah tangga di Indonesia dengan sanitasi layak sejak tahun 2022 hingga 2023 hanya mengalami kenaikan sebesar 1.44% .
Melalui pandemi covid-19 masyarakat belajar bahwa kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum melakukan kegiatan dapat secara efektif memutus rantai penyebaran kuman.
Pada saat bulan Ramadan, khususnya usai pandemi, masjid tidak hanya akan menjadi tempat ibadah tetapi juga tempat berinteraksi umat Muslim selama satu bulan penuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved