Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Populasi Dunia Terancam Banjir Naik Hampir 25% sejak 2000

Mediaindonesia.com
04/8/2021 23:55
Populasi Dunia Terancam Banjir Naik Hampir 25% sejak 2000
Beberapa minggu setelah hujan lebat dan banjir di wilayah Ahr, Jerman.(AFP/Bernd Lauter.)

JUMLAH orang yang terkena banjir di seluruh dunia telah melonjak hampir seperempat populasi selama dua dekade terakhir. Ini menurut data berbasis satelit yang menunjukkan tambahan 86 juta orang sekarang tinggal di daerah rawan banjir.

Banjir sejauh ini merupakan peristiwa cuaca ekstrem yang paling umum. Ini ditandai pola hujan yang lebih sering dan kuat karena dipicu oleh perubahan iklim.

Genangan yang mematikan, seperti baru-baru ini di India, Tiongkok, Jerman, dan Belgia menimbulkan kerugian miliaran dolar AS. Sering kali musibah ini memengaruhi kelompok masyarakat yang lebih miskin.

Sebagian besar peta banjir bergantung pada pemodelan berdasarkan pengamatan di permukaan tanah seperti curah hujan dan ketinggian. Akan tetapi peta tersebut sering kali melewatkan wilayah yang secara historis tidak rawan banjir.

Untuk mengisi kesenjangan tersebut, tim peneliti yang berbasis di AS memeriksa data satelit dari pencitraan dua kali sehari lebih dari 900 peristiwa banjir di 169 negara sejak 2000. Mereka menggunakan data tersebut untuk membuat Basis Data Banjir Global yang menyediakan informasi sumber terbuka tentang jumlah korban tewas, perpindahan, dan tingkat curah hujan tiap negara dari total 913 banjir.

Menulis di jurnal Nature, para peneliti menemukan bahwa hingga 86 juta orang, didorong oleh kebutuhan ekonomi, pindah ke daerah banjir yang diketahui antara tahun 2000-2015 atau ada peningkatan 24%. Sebanyak 2,23 juta kilometer persegi mengalami banjir antara 2000 dan 2018 serta memengaruhi hingga 290 juta orang.

Musibah itu hanya akan menjadi lebih buruk. Pemodelan komputer menghasilkan perkiraan bahwa perubahan iklim dan pergeseran demografi akan menambah 25 negara lagi untuk menghadapi risiko tinggi banjir pada 2030.

Penulis utama studi, Beth Tellman, seorang peneliti di Institut Bumi Universitas Columbia dan salah satu pendiri perusahaan analisis banjir Cloud to Street, mengatakan kepada AFP bahwa penambahan jumlah orang yang berisiko terkena banjir kini 10 kali lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

"Kami mampu memetakan banjir yang sering tidak terpetakan atau biasanya tidak terwakili dalam model banjir, seperti banjir es yang mencair atau jebolnya bendungan," kata Tellman. "Jebolnya bendungan sangat berdampak. Dalam 13 peristiwa luapan bendungan atau jebolnya bendungan sekitar 13 juta orang terkena dampaknya."

Baca juga: Banjir Landa Kamp Rohingya Bangladesh, Ribuan Pengungsi Terdampak

Mayoritas negara rawan banjir berada di Asia Selatan dan Tenggara. Namun data satelit menunjukkan peningkatan paparan yang sebelumnya tidak teridentifikasi di seluruh Amerika Latin dan Timur Tengah. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya