TIGA mahasiswa merancang desain kemasan plastik ramah lingkungan untuk memperpanjang umur simpan buah klimaterik dan memenangkan juara II di ajang International Paper Competition Festival of Agroindustry 2021 IPB University. Ketiganya merupakan mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University, yakni Faiz Ismail Zulfi, Ivander Limjaya dan Muhammad Sa’duddin.
Dalam paper berjudul “Biodegradable Plastic Packaging With Ethylene Gas Absorption Feature For Climateric Fruit Storage Based On Coconut Shell As A Solution For Increasing Shelf Life In The Post Covid-19 Pandemic Era,” mereka mendesain kemasan plastik biodegradable untuk memperpanjang umur simpan buah klimaterik.
Mereka memanfaatkan kitosan dan pati umbi ganyong. Kitosan adalah polimer alami yang bersifat biodegradable dan tidak beracun yang berasal dari limbah kulit udang dan kepiting. Sedangkan, ganyong adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang masih satu kerabat dengan tanaman kana hias. Ganyong mengandung pati, meskipun tidak sebanyak ubi jalar.
Diketahui bahwa buah umumnya mudah rusak karena tingginya laju respirasi. Selain itu, gas etilen dapat mempercepat pematangan buah, menurunkan kualitas dan umur simpan produk.
Salah satu anggota tim, Ivander menjelaskan bahwa kemasan plastik yang mereka kembangkan berbahan dasar kitosan-pati ganyong. Karbon aktif digunakan sebagai penyerap gas etilen dari buah klimakterik. Peran kemasan buah klimakterik ini sebagai adsorben etilen untuk memperpanjang umur simpan. Kemasan ini tetap menjaga kualitas visual, warna, dan tekstur buah.
“Di bagian bawah kemasan bisa diletakkan bibit tanaman. Konsumen tidak perlu membuang kemasan apabila tidak terpakai. Bibit dalam kemasan dapat ditanam di dalam pot,” terang Sa’duddin dilansir dari laman IPB University.
Hambatan yang ditemui tim ini adalah persiapan yang cukup singkat. Mereka harus membagi waktu di tengah padatnya kuliah. “Saat final kami menjawab pertanyaan juri dengan lancar. Dewan juri memberi saran berupa mencari plastik biodegradable yang komersil, murah, dan mudah dipakai,” kata Faiz, anggota tim lain.
“Selain kuliah, kita harus melihat permasalahan di lingkungan yang berkaitan mata kuliah yang didapatkan. Kita dapat mencari solusi melalui ilmu yang kita dapat,” tutup Sa’duddin.
Ivander berharap ide ini bisa dikembangkan di lomba lain maupun industri. Ivander mengatakan bahwa salah satu isu yang marak saat ini adalah plastik biodegradable. Beberapa plastik biodegradable tidak terurai selama beberapa tahun. (H-2)