Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pendidikan Karakter Wirausaha Dimulai dari Keluarga

Faustinus Nua
01/8/2021 19:30
Pendidikan Karakter Wirausaha Dimulai dari Keluarga
Artis dan politikus Desy Ratnasari.(MI/Susanto)

MASIH banyak orang tua yang meminta anak-anaknya bekerja setelah lulus menuntut ilmu. Hal itu menjadi alasan mengapa jumlah wirausaha di Indonesia minim. Anggota Komisi X DPR RI, Desy Ratnasari mengingatkan Kemendikbudristek betapa pentingnya peran orangtua ini.

"Pendidikan karakter yang merupakan cikal bakal wirausaha baru harus dimulai dari keluarga. Jadi, suka tidak suka maka revolusi mental harus diawali dari keluarga. Hal ini menurutnya yang amat penting ditekankan pemerintah agar target terciptanya jutaan wirausaha baru tercapai. Tidak hanya kebijakan dari hilir, melainkan juga hulu karena dari keluarga harus disosialisasikan,” ujarnya saat menanggapi program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Ditjen Vokasi Kemendikbudristek.

Program PKW adalah layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha.

Alokasi dana diberikan sesuai kategori lembaga, yakni Tipe A (platinum) sebesar Rp15-Rp25 juta per orang dan Tipe B (silver) sebesar Rp2-Rp6 juta per orang. Pemerintah menganggarkan Rp85,5 miliar untuk target 1.000 peserta platinum dan 15.676 peserta silver.

Agility dan capacity
Sementara itu, motivator dan pendiri ESQ, Ary Ginanjar mengungkapkan pendidikan vokasi saat ini sebagian besar mengajarkan kompetensi. Padahal lanjut Ary, kompetensi ini hanya memiliki pengaruh sebesar 10% hingga 20% sedangkan sisanya adalah agility dan capacity.

"Saya sadari bahwa peserta didik saat ini yang tidak dimiliki dan tidak diajarkan adalah agility yaitu kemampuan untuk menahan tekanan dan capacity yaitu keluasan hati bukan skills,” ujar Ary.

Ary mengatakan, terdapat lima agility yang harus dimiliki para peserta didik saat ini. Pertama, change agility, di mana peserta didik harus mampu menghadapi perubahan termasuk tekanan saat pandemi yang sedang dialami. Kedua, mental agility yaitu mental peserta didik yang tahan banting. Ketiga, people agility yaitu kemampuan untuk bernegosiasi dengan orang yang datang dengan berbagai sudut cara pandang dan berbagai kultur.

Keempat, learning agility, di mana hari ini belajar A, tiba-tiba ilmu yang diajari tidak bisa dimanfaatkan dan harus mau belajar lagi. Kelima, result agility yaitu memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pada kondisi apapun. Ia pun menambahkan, terdapat tujuh aturan untuk menjadi pengusaha, yakni tetapkan tujuan dan jumlah, tetapkan yang bisa diberikan demi tujuan, tetapkan tanggal target, buat rencana, tulis semuanya, baca keras-keras, dan doa.

Ary berharap, para guru dan dosen pendidikan vokasi mempunyai ilmu coaching agar dapat mendidik dengan cara terbaik. “Guru harus berubah cara berpikir. Selain itu, orang tua juga harus dibekali ilmu coaching,” tambahnya.(H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya