Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengungkapkan dari total 2.924 rumah sakit di Indonesia, hanya 4,1% yang memiliki fasilitas pengolahan limbah medis.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan. Sebab, sampah peralatan medis mengalami lonjakan signifikan di masa pandemi covid-19.
Berkaca dari hal itu, Handoko mendorong fasilitas kesehatan di Tanah Air untuk menggunakan teknologi yang dikembangkan BRIN. Dalma hal ini, untuk mengolah limbah medis hasil operasional.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Rp1,8 Triliun untuk Tangani Limbah Medis
“Ada beberapa teknologi yang sudah terbukti untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah secara signifikan,” ujar Handoko seusai mengikuti rapat terbatas, Rabu (28/7).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa teknologi pengolahan limbah BRIN berukuran kecil. Sehingga, mudah dipindahkan untuk menjangkau daerah terpencil. Hal itu juga membuat biaya perawatan menjadi lebih murah.
Baca juga: Limbah Masker Medis Masih bisa Didaur Ulang
Di beberapa negara, kata Handoko, sudah menggunakan teknologi daur ulang limbah medis yang bisa menghasilkan nilai ekonomi. Seperti, alat penghancur jarum suntik yang menghasilkan residu berupa stainless steel murni.
Kemudian, mesin daur ulang APD dan masker yang dapat menghasilkan propilen murni dengan nilai ekonomi cukup tinggi. "Jika bisa dikembangkan, ini akan meningkatkan motivasi untuk mengelola limbah. Bisa meningkatkan kepatuhan, hingga berpotensi menjadi lahan bisnis baru," tandasnya.(OL-11)
"Fasilitas layanan kesehatan sudah bekerja sama dengan perusahaan jasa pengelolahan sampah infeksius."
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengumpulkan 202,52 kilogram (kg) limbah medis selama pandemi covid-19.
Limbah infeksius virus korona mencakup masker bekas, sarung tangan bekas dan baju pelindung diri. Jakarta Selatan menjadi wilayah yang paling banyak mengumpulkan limbah medis.
"Limbah rumah sakit ini tidak boleh sampai tercemar di lingkungan warga. Kalau tiba-tiba ada limbah rumah sakit di masyarakat, rumah sakitnya bisa terkena pidana,” kata Nova
DINAS Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah menangani sebanyak 860 kilogram masker sekali pakai, yang dibuang selama masa pandemi covid-19 ini
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mendata total sampah infeksius di Jakarta selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 menembus 12.785 ton.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved