Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Galeri Nasional Indonesia (GNI) mengadakan tur virtual melalui aplikasi Zoom.
Dalam kesempatan tersebut, Edukator GNI, Tunggul dan Aola, menjelaskan sejarah dan makna dari beberapa lukisan yang menjadi koleksi GNI.
Salah satu koleksi lukisan yang mereka pamerkan adalah lukisan tertua di GNI, lukisan karya Raden Saleh yang berjudul “Kapal Karam Dilanda Badai.”
Baca juga: Orangtua Jangan Lengah Dengan Jaga Prokes Anak di Masa Pandemi
Lukisan yang dibuat pada 1840-an itu berada di Ruangan Galeri 1 dari Galeri Nasional Indonesia.
Raden Saleh Sjarief Bustaman (1811-1880) adalah bumiputera Jawa pertama yang mendapatkan previledge untuk belajar melukis di Eropa atas beasiswa pemerintah Belanda. Sejumlah penulis dan peneliti menyebutnya sebagai ‘manusia modern’ Jawa pertama yang memiliki pola pikir ala Barat.
Sepanjang kariernya, Raden Saleh mengerjakan karya lukisan potret, pemandangan alam, dan tema-tema romantik seperti perburuan binatang, badai di lautan, dan bencana alam. Karya-karyanya juga menyangkut kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.
Lukisan “Kapal Karam Dilanda Badai” dilukis dengan media cat minyak pada kanvas berukuran 74 x 98 sentimeter.
Dalam lukisan tersebut, Raden Saleh mengungkapkan perjuangan dramatis dua kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.
Suasana mencekam diekspresikan lewat awan tebal yang gelap dan ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas, secercah sinar matahari tampak memantul ke gulungan ombak menambah kesan dramatis.
Karya itu menyiratkan gejolak jiwa Raden Saleh yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dunia imajinasi dan menyatakan dunia nyata. Perpaduan keduanya terwujud dalam ekspresi visual yang dramatis, emosional, sekaligus misterius. (OL-1)