Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kasus Covid-19 Catat Rekor Tertinggi, Satgas : Karena Testing dan Pendataan Masif

Atalya Puspa
14/7/2021 18:58
Kasus Covid-19 Catat Rekor Tertinggi, Satgas : Karena Testing dan Pendataan Masif
Tenaga kesehastan melakukan tes PCR(MI/M. Taufan Sp Bustan)

DALAM beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif harian di Indonesia terus menembus rekor angka tertinggi, termasuk hari ini Rabu (14/7) yang penambahannya mencapai 54.517 orang. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, penambahan kasus positif yang meningkat pesat pada akhir-akhir ini disebabkan karena adanya peningkatan testing yang dilakukan. Seiring dengan itu, sistem pencatatan dan pelaporan kasus konfirmasi positif dikatakan Nadia sudah semakin masif. 

"Kami perlu sampaikan peingkatan kasus kematian dan positif adalah dikarenakan adanya sistem verifikasi otomatis pada lab pemeriksa yang menghilangkan proses verifikasi secara berjenjang. Sehingga pelaoran jadi lebih transparan dan tepat waktu," kata Nadia dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara daring, Rabu (14/7).

Menurut Nadia, meskipun terjadi kenaikan kasus, pemerintah melihat bahwa angka positivity rate di Indonesia cenderung stabil. 

"Karena ini juga sejalan dengan upaya peningkatan testing di mana target yang harus kita capai adalah 324 ribu orang yang dites perhari," ungkapnya. 

Ia membeberkan, peningkatan testing tersebut bisa terlihat dari 124 kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM darurat di mana dalam 10 hari terakhir rata-rata testing yang dilakukan di wilayah tersebut mencapai 33,61%. 

Secara rinci, terdapat 11 kabupaten/kota yang angka testingnya di atas 90%, 15 kabupaten/kota di atas 50%, dan sisanya di bawah 50%. Namun demikian, ia menyebut upaya testing yang cenderung mengalami peningkatan saat ini masih harus terus dipercepat. 

Baca juga : Penambahan Kasus Covid-19 Harian Indonesia Tembus 50 Ribu Kasus

"Begitu juga dengan pelacakan kontak erat masih jauh di bawah target, yaitu 15 kotak untuk setiap kasus. Sehingga upaya tracing perlu terus ditingkatkan dan upaya disiplin pencatatan dan pelaporan masih harus terus ditingkatkan," ucap Nadia. 

Terpisah, Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengungkapkan, peningkatan kasus covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini salah satu faktor utamanya memang dari peningkatan angka testing. Tak ayal, banyak kasus baru yang ditemukan karena penularan saat ini juga cenderung tinggi. 

Windhu mengapresiasi langkah pemerintah dalam memperluas cakupan testing. Karena penemuan kasus di awal merupakan kunci dari pencegahan penularan. 

"Sekarang testing sudah relatif bagus. Karena kalau kita tidak menemukan kasusnya itu akan menjadi penularan di bawah permukaan. Penularan itu harus ditemukan supaya bisa dikunci sehingga dia tidak menyebar," ungkapnya. 

Namun demikian, pencarian kasus yang masif harus dibarengi terhadap respon tepat untuk melakukan penanganan. Ia menilai, pemerintah harus membuat kebijakan dengan basis data agar tidak salah dalam merespon situasi yang ada. 

"Kita ini sering tidak menggunakan data untuk menjadi kebijakan. Kebiijakan ini sering intuitif saja. Data epidemiologi harus menjadi dasar dari kebijakan. Karena testing kita belum sekuat itu," beber Windhu. 

"Jadi prinsipnya begini, makin lemah dalam testing, harusnya kita makin kuat dalam melakukan karantina wilayah. Tapi semakin kuat kita melakukan testing, maka karantina wilayah tidak perlu lagi," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya