Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MINIMNYA mobilitas selama dirawat di rumah sakit ataupun isolasi mandiri berdampak pada kebugaran fisik penyintas covid-19. Diperlukan serangkaian terapi agar penyintas covid-19 mampu mengoptimalkan tubuhnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti sedia kala.
Hal itu diutarakan oleh dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Universitas Indonesia Teresia Fransiska Uliana Tambunan dalam webinar RSUI bertajuk Rehabilitasi Medik Pascacovid pada 2 Juli 2021 lalu.
Ia mengungkapkan, pasien covid-19 yang menjalani perawatan umumnya akan mengalami deconditioning syndrome, pengecilan otot, dan timbul luka di daerah tertentu.
Hal itu disebabkan karena minimnya mobilitas yang dilakukan pasien selama masa perawatan. Untuk itu, dibutuhkan rehabilitasi medik setelah menjalani perawatan covid-19.
"Dengan rehabilitasi medik kita berusaha meningkatkan kapasitas fungsionalnya. Harapannya saat pasien mengalami recovery, pasien mampu melakukan aktivitasnya kembali sesuai dengan potensi yang ia miliki," ungkap Teresia.
Penyintas cobid-19 biasanya di masa pemulihan mereka masih akan merasakan keluhan seperti cepat lelah, dan batuk. Dan keluhan ini bisa terjadi selama berminggu-minggu atau bahkan bisa juga menetap.
"Untuk itu, kalau pasien sudah pulang ke rumah, harus tetap latihan. Latihan ini tidak hanya terpaku pada apa yang sudah diberikan di rumah sakit. Tapi harus dilakuan secara kontinu," kata Teresia.
Ia mengungkapkan, hal paling sederhana yang bisa dilakukan yakni latihan pernapasan selama 5-10 menit setiap harinya. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan dan untuk mengembangkan toraks.
"Mudah saja. Tarik napas dari hidung, dan keluarkan dari mulut. Harus ada perbandingan 1:2, jadi buang napasnya lebih lama," jelasnya.
Selain itu, penyintas covid-19 gejala ringan juga bisa melakukan latihan aerobik seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang.
"Tentunya resep latihan ini harus sesuai anjuran dokter juga. Selain itu pasien harus bergerak setiap hari. Jangan diam. Lakukan aktivitas semua sesuai kemampuan dan bertahap," pungkasnya. (H-2)
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) periode 2019-2024 itu termasuk tokoh yang menerima penghargaan alumni inspiratif di ajang UI Awarding Night 2019.
DOSEN Universitas Indonesia (UI) Basari yang juga penemu ventilator covid-19 (Covent-20), menjadi korban kasus penganiayaan pengendara motor.
Rektor UI Muhammad Anis mengatakan bangunan utama RS berdiri di atas bantalan antigempa yang berada di dasar konstruksi yang bertujuan untuk menahan guncangan dengan aman hingga 9.0 Skala Ritcher.
TIM Task Force Kementerian Kesehatan memastikan kesiapan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) di Kota Depok, Jawa Barat, sebagai salah satu RS pusat rujukan covid-19.
Teknologi AI mampu mendukung manajemen supply chain memaksimalkan administrasi dan operasional rumah sakit.
Banyak perempuan, terutama ibu muda, memilih lari sebagai pilihan olahraga. Persiapan dan pemahaman yang tepat sangatlah penting untuk Pemula menghindari cedera dan menjaga konsistensi.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Pelatih mobilitas Dana Santas menyatakan peningkatan mobilitas tidak selalu berkaitan dengan peregangan.
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Latihan kebugaran biasanya berfokus pada gerakan maju-mundur, tetapi gerakan lateral atau samping juga penting untuk keseimbangan otot dan pencegahan cedera.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved