Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BRIN Kembangkan Alat Baru Deteksi Virus

Faustinus Nua
03/7/2021 15:00
BRIN Kembangkan Alat Baru Deteksi Virus
DETEKTOR ALTERNATIF COVID-19: Doktor Tjandrawati Mozef (kiri) peneliti Biokimia Farmasi LIPI, penemu RT-LAMP melakukan uji validasi(ANTARA/ Mohammad Iqbal)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan alat deteksi virus baru. Alat yang disebut RT-LAMP itu menggunakan sampel salive atau air ludah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Laksana Tri Handoko kepada Media Indonesia, Sabtu (3/7). Pada kesempatan tersebut Handoko juga menegaskan bahwa alat deteksi virus yang sudah ada masih relevan dengan situasi saat ini. Tingginya lonjakan kasus dan hadirnya mutasi atau varian baru Delta tidak berpengaruh pada sistem deteksi virus SARS-Cov-2.

"Sejauh ini semua alat deteksi virus, bukan antigen atau antibodi, itu masih relevan dan tidak terpengaruh dengan adanya mutasi," ungkapnya. Pernyataan Handoko tersebut sekaligus membantah adanya anggapan bahwa GeNose tidak akurat untuk mendeteksi virus korona.

"Ini (RT-LAMP) mirip dengan produk Kalbe Farma yang baru dilansir, tetapi mekanismenya lebih kuantitatif. Posisinya saat ini masih dalam proses pengajuan izin edar," imbuhnya. BRIN, ujar Handoko, akan terus mengembangkan riset-riset terbaru terkait alat deteksi virus. Riset dan inovasi tidak boleh berhenti, apalagi dalam situasi seperti sekarang, riset dan inovasi justru berperan penting.

Handoko menjelaskan, sebagai alternatif RT-PCR, RT-LAMP bukan untuk menggantikan produk lainnya seperti GeNose. Tetapi untuk tes yang mendekati RT-PCR dengan efektifitas yang lebih tinggi dari produk-produk yang ada.
"Ini tidak memerlukan mesin PCR dan cukup melalui sampel ludah, tidak perlu di-swab. Jadi pada prinsipnya ini lebih mendekati alat uji virus, bukan sekadar akat deteksi cepat seperti antigen, antibodi maupun GeNose," tuturnya.

Selain itu, biayanya pun lebih terjangkau atau setengah dari RT-PCR. BRIN pun berharap sebelum akhir tahun bisa keluar semua uji edar berbasis data uji yang sudah lengkap.

Adapun, BTIN saat ini fokus ke 3 hal, yakni vaksin merah-putih, alat uji alternatif PCR, dan surveilans berbasis white genome sequencing (WFS). WGS ini kerja besar bareng Balitbangkes, dan dari BRIN adalah Eijkman dan LIPI.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya