Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperingatkan bahwa pada Juli-Oktober 2021 mendatang, wilayah Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kategori moderat atau sedang.
Pasalnya, intensitas hujan di wilayah tersebut diprediksi berada di level rendah. Di sisi lain, ketiga wilayah tersebut juga memiliki kawasan lahan gambut yang cukup luas.
Dalam menyikapi peringatan BMKG ini, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manullang mengaku pihaknya telah menyempurnakan langkah penanganan karhutla menuju solusi permanen melalui tiga klaster. Hal itu didasarkan pengalaman di masa lalu.
Untuk klaster pertama, terangnya, ialah melakukan analisis iklim dan langkah monitoring cuaca secara kontinyu kemudian didukung oleh rekayasa hari hujan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Pada Juni 2021, TMC telah dilakukan di Sumatra Selatan, dan pada Sabtu (3/7) esok rencananya akan segera dilakukan di Riau.
"TMC sebagai upaya pencegahan karhutla dilakukan dengan tujuan membasahi kawasan gambut yang rawan karhutla, mengisi kanal-kanal, kolam retensi, dan embung untuk menekan potensi karhutla," kata Basar dalam keterangan resmi, Kamis (1/7).
Selanjutnya untuk klaster kedua, kata Basar, pengendalian operasional dalam sistem satgas terpadu oleh para pihak di tingkat wilayah yang diperkuat dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dilengkapi sarana dan pengetahuan teknis serta dibekali pengetahuan paralegal.
Terakhir, klaster ketiga dilakukan lewat pembinaan tata kelola lanskap, khususnya dalam ketaatan pelaku usaha/ pemegang konsesi, praktik pertanian, dan penanganan lahan gambut.
Basar mengharapkan agar semua pihak terus bersinergi dalam menjaga kelestarian dan kemanfaatan alam dan lingkungan hidup kita. Ia menyatakan, semua pihak harus menyatukan tekad dan lakukan aksi nyata untuk meredam karhutla di lahan gambut, agar kita bisa selalu wujudkan langit biru tanpa kabut asap di Indonesia.
“Upaya pengendalian karhutla harus terus dilakukan. Kerja keras bersama yang melibatkan sinergi para pihak sangat diperlukan. Kesadaran dan peran serta masyarakat harus terus diperkuat. Kedepankan langkah-langkah pencegahan dalam penanganan karhutla, mencegah kebakaran tentunya lebih baik daripada harus bersusah payah memadamkan dengan dampak yang ditimbulkannya,” jelas Basar. (H-2)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Program 100 Hari Pramono – Rano, salah satunya adalah program pengerukan sungai untuk penanganan banjir.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Kabar gembira datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG merilis prakiraan cuaca Sabtu, 12 Juli 2025 dengan peringatan cuaca ekstrem, hujan lebat, hingga potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia. Simak selengkapnya!
(BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jabodetabek selama 24 jam sejak 7 Juli 2025
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berasap atau berkabut, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved