Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Penngkajian dan Penerapan Teknologi Jon Arifian mengungkapkan, pada 3 Juli 2021 mendatang pihaknya akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah Riau.
Hal itu dilakukan mengingat wilayah Riau memiliki banyak lahan gambut yang mudah terbakar atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau seperti saat ini.
"Tambahan TMC Riau kami rencanakan mulai 3 Jui 2021. Saat ini persiapannya sudah mulai, mulai dari penyiapan logistik dan koordinasi dukungan peralatan," kata Jon saat dihubungi, Kamis (24/6).
Jon merinci, pihaknya akan mengirimkan sebanyak 8,5 ton NaCl serta pesawat Casa TNI A-2105 untuk melakukan operasi TMC di wilayah Riau dan sekitarnya.
Adapun, ia menyatakan penyemaian akan dilakukan di awan-awan potensial di area gambut rawan kebakaran di sektor timur dan tenggara Riau dan sekitarnya.
"TMC Riau nantinya akan dilakukan sekitar 15 - 20 hari sejak 3 Juli 2021," katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, selama satu pekan terakhir terdapat 41 titik panas tingkat sedang dan 1 titik panas tingkat tinggi di wilayah Sumatra dan Riau.
Sebelumnya, pada 10 Maret sampai 4 April 2021 BPPT juga telah dilakukan 26 sorti penyemaian awan menggunakan pesawat Casa 212-200 dengan jangkauan hampir seluruh wilayah Provinsi Riau terutama pada area rawan kebakaran di sektor tenggara, timur, timur laut dan utara wilayah Riau.
Jumlah bahan semai yang digunakan berjumlah 20,7 Ton serbuk NaCl.
Adapun, curah hujan yang terpantau melalui satelit TRMM selama periode TMC cukup merata dengan kisaran antara 80-480 mm.
Dari hasil pemantauan satelit MODIS dengan probalitas > 80% selama periode tanggal 29 Maret s.d 4 April 2021 tidak terpantau adanya kejadian hotspot.
"Rata-rata Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) pada semua titik pengamatan yang tersebar di beberapa kabupaten di provinsi Riau semuanya menunjukkan kenaikian, yang mana hal ini merupakan indikasi positif terhadap penurunan potensi terjadinya kebakaran lanjutan ke depan," kata Jon beberapa waktu lalu. (Ata/OL-09)
BNPB mencatat sejumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur.
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, dipastikan sudah terus membaik.
Kunjungan tersebut bertujuan memastikan kesiapan lokasi, pemetaan jalur patroli strategis, dan menggalang dukungan dari pihak-pihak terkait.
Banyaknya titik panas yang selalu terpantu satelit ini disebabkan kondisi cuaca yang begitu panas dan angin kencang.
Kementerian Lingkungan Hidup mengeklaim hotspot di Provinsi Riau, berdasarkan data dari sistem Sipongi (semua satelit), periode 26 Juli 2025 tidak ada dalam kategori tinggi.
Kabut asap akibat karhutla mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Titik panas Karhutla Riau menurun. Menhut Raja Juli tinjau lokasi via udara, soroti praktik pembakaran lahan dan imbau warga waspadai cuaca ekstrem.
Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved