Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa Artificial Inteligence (AI) merupakan teknologi modern yang harus didorong implementasinya melalui penguatan strategi. Hal itu merupakan upaya mengejar ketertinggalan teknologi, sehingga bisa meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa.
"Strategi dan implementasi Al pada rekayasa sistem & industri, khususnya pada optimasi proses produksi dan pengembangan produk perlu diformulasikan," ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (23/6).
Dijelaskannya, industri di Indonesia berpeluang untuk mengejar ketertinggalannya terhadap negara maju seperti Korea. Kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0 terletak pada SDM dan infrastrukturnya.
Baca juga: Percepat Vaksinasi dan Cegah Kerumunan Cara Ampuh Atasi Covid-19
Hal itu lah yang menjadi bagian dari penguatan strategi. Mengingat dunia industri mendapat tekanan yang lebih intens terkait capaian yang harus diraih dengan bekerja tanpa mengenal waktu. "Industri dituntut untuk menghasilkan lebih banyak produk kualitas tinggi dengan harga minimal," imbuhnya.
Lebih lanjut, Hammam mengatakan BPPT telah memiliki pengalaman dalam bersinergi dengan industri khususnya BUMN. Sinergi tersebut bisa berpotensi untuk menerapkan teknologi AI atau machine learning (ML) pada industri dalam rangka meningkatkan efisiensi sistem produksi dan pengembangan produk.
Lagi-lagi, katanya lersiapan SDM merupakan kunci agar transformasi menuju era industri 4.0 berjalan cepat dan dapat mengimbangi negara maju seperti Korea, Tiongkok dan Jepang. Diharapkan pula adanya sinergi antara industri dan para peneliti serta perekayasa di Indonesia dalam menerapkan teknologi AI/ML.
"Dengan SDM dan SDA Indonesia yang melimpah maka berpeluang untuk mengembangkan industri berbasis teknologi kecerdasan artifisial yang disesuaikan dengan potensi lokal terutama bahan baku, lingkungan dan budaya serta kebutuhan produk yang unik, pungkasnya," kata dia. (H-3)