Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Punya Industri Alkes dan Obat, Ini Keuntungan bagi RI

Despian Nurhidayat
15/6/2021 15:35
Punya Industri Alkes dan Obat, Ini Keuntungan bagi RI
Pekerja memantau masker bedah yang diproduksi pabrik di kawasan Cikupa, Tangerang.(Antara)

SESUAI arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia perlu melakukan transformasi kesehatan dengan membangun industri alat kesehatan dan obat-obatan.

Dengan hal tersebut, Indonesia tidak akan kesulitan mencari pasokan obat dan melakukan vaksinasi, khusunya di masa pandemi covid-19. "Kita alami pada saat pandemi seperti ini, kita butuh obat, bahan bakunya tidak ada. Jadi kita tidak bisa berikan obat ke rakyat. Kita harus khusus terbang untuk mencari bahan baku," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/6).

"Begitu kita mau vaksinasi, ini juga sulit sekali mendapatkannya. Bahkan, yang sudah tanda tangan kontrak pun bisa geser-geser jadwal pengirimannya. Sehingga ini menyulitkan resiliensi sistem kesehatan kita," imbuhnya.

Baca juga: Luhut Ingatkan Lonjakan Kasus Covid-19 Kesalahan Bersama

Lebih lanjut, Budi menekankan bahwa komponen belanja kesehatan di Indonesia mencapai Rp490 triliun per tahun. Angka tersebut mencakup komponen belanja pemerintah sebesar Rp255 triliun dan swasta Rp234 triliun. Dari anggaran Rp460 triliun tersebut, belanja untuk obat dan alat kesehatan sekitar Rp24 triliun.

"Dari sisi alat kesehatan itu penggunaan dalam negeri hanya 12%, padahal yang diproduksi mencapai 31%. Jadi kita lihat ada opportunities untuk memperbesar belanja dalam negeri," jelas Budi.
 
"Sementara untuk obat-obatan itu hanya 3% produksi dalam negeri. Sisanya atau 97% itu kita beli impor. Padahal dari 1.809 item obat yang ada di e-katalog, hanya 56 item obat yang belum diproduksi dalam negeri," sambungnya.

Baca juga: Presiden Tuntut Dedikasi Lulusan Perguruan Tinggi pada Bangsa

Budi menegaskan dengan memproduksi bahan baku obat dan alat kesehatan di dalam negeri, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor. Khususnya, di masa pandemi covid-19, Indonesia harus memiliki sistem resiliensi kesehatan yang tangguh.

Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk mewujudkan hal tersebut "Kita akan pastikan regulasi pro untuk produksi dalam negeri. Lalu, kita akan berdiskusi dengan Kemenperin mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri," urai Budi.

"Nanti pembelian obat-obatan produksi dalam negeri, terutama yang bahan bakunya diproduksi dalam negeri, meningkat. Kemudian, kami akan melakukan promosi, terutama ke K/L pusat maupun daerah, untuk memprioritaskan pembelian dalam negeri," pungkasnya.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya