Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Prof Komarudin Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Tetap UNJ

Widhoroso
08/6/2021 18:01
Prof Komarudin Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Tetap UNJ
Acara pengukuhan Prof. Dr. Komarudin, M.Si sebagai guru besar Universitas Negeri Jakarta.(Humas UNJ)

REKTOR Uiveristas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Komarudin, M.Si, Selasa (8/6) dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap UNJ Bidang Ilmu 'Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan'.

Dari tahun 2020 hingga 2021 UNJ bertambah guru besarnya sebanyak 22 orang. Bertambahnya Guru Besar Tetap UNJ tentu membawa harapan besar bagi UNJ. 

"Dengan bertambahnya guru besar diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan reputasi UNJ, baik ditingkat nasional maupun kawasan Asia. Guru besar UNJ ini menjadi modal bagi UNJ untuk berprestasi dan unggul dalam berbagai aspek Tridharma Perguruan Tinggi," ungkap Komarudin. 

Komarudin ditetapkan sebagai Guru Besar UNJ terhitung mulai 1 September 2020. Namun karena kondisi Pandemi Covid-19, proses pengukuhan Guru Besar Tetap UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si ditunda dan baru dilaksanakan pada tahun ini bersamaan dengan rangkaian Dies Natalis ke-57 Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Acara pengukuhan Komarudin sebagai guru besar dilaksanakan secara luring dan daring. Secara luring kegiatan ini diadakan di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan peserta undangan terbatas. Sementara secara daring, kegiatan ini disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Edura TV dan Zoom.  

Pada acara pengukuhan ini, Komarudin menyampaikan orasi ilmiah dengan judul: "Toleransi Sosial: Persemaian dan Pengukurannya dalam Pembelajaran PPKn". Substansi orasi ilmiah ini merupakan sintesis antara pengalaman Tridharma Pendidikan Tinggi, khususnya penelitian penelitian yang digelutin Komarudin dengan diskursus teori tentang evaluasi pembelajaran domain afektif, khususnya tentang toleransi sosial. 

Dalam orasi ilmiahnya, Komarudin menyampaikan sintesis tiga novelty atau kebaruan yang diperoleh dari hasil kajiannya, yaitu pertama temuan konstruk dimensi dan indikator toleransi sosial; kedua instrumen baku pengukur toleransi sosial; dan ketiga aplikasi pengolahan data untuk mengukur indeks toleransi sosial. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya