Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menggagas film pendek yang mengisahkan perjuangan seorang nenek dan cucunya untuk menyelamatkan daerah mereka dari ancaman krisis air akibat kerusakan lingkungan. Film ini juga mengajak untuk mengelola dan memanfaatkan sampah botol plastik bekas menjadi barang berguna, termasuk pot media tanam di halaman rumah.
Baca juga : Cara Mudah Download Video di TikTok tanpa Watermark
Film edukasi lingkungan itu berjudul Nenek Bromo Tengger hasil karya Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Imam Pituduh (Gus Imam). Danone-Aqua ikut mendukung pembuatan film tersebut.
“Gagasannya sebenarnya dari film ini yang pertama yaitu keberadaan krisis ekologi. Kami melihat dunia mengalami ancaman krisis terutama air. Pada 2025-2030 dunia akan mengalami krisis air. Kedua, krisis ancaman bencana ekologi di Pulau Jawa, terutama Nusantara secara umum, sudah luar biasa. Nah, dari dua landasan itulah kami kemudian ingin mewujudkan sustainable livelihood dan penopang kehidupan itu,” ujar Gus Imam dalam keterangan resmi, Jumat (21/5).
Dalam pembuatan film ini, Gus Imam mengatakan NU Channel bekerja sama dengan Danone-Aqua. “Kerja sama dengan Aqua karena mereka punya misi sama dengan kami dalam upaya penyelamatan lingkungan. Khususnya di Bromo, itu kan ada juga program konservasi air mereka di sana,” tukasnya.
Dia mengatakan selain di NU Channel, film ini akan disebarkan di satelit dan jaringan-jaringan PBNU dalam upaya untuk mengedukasi warga. Menurutnya, penyebaran film ini akan dilakukan melalui metode omni channel, yaitu offline dan online.
“Yang online melalui jaringan seluruh sosial media dan perangkat satelit dan TV kami. Di luar itu, kami go to market atau GTM. Kami edukasi teman-teman serta anak sekolah dan pesantren. Jadi, kami edukasi melalui jejaring yang ada di internal. Kami juga menyebarkan film ini sampai ke kedutaan-kedutaan seluruh dunia. Karena, message-nya ini bukan hanya untuk Indonesia tetapi untuk dunia juga,” katanya.
Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan bahwa dukungan terhadap pembuatan film edukasi ini karena Danone memiliki semangat One Planet One Health yang seirama dengan tema film tersebut. “Kami percaya bahwa kesehatan manusia berkaitan erat dengan kesehatan planet kita. Jadi kampanye dan edukasi untuk menjaga kesehatan planet harus mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Arif.
Imam menambahkan air sebagai penopang kehidupan tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran tanaman. Itu berarti tanaman harus terus ada sehingga keberadaan air masih tetap tersedia. Kalau berbicara tentang air, kita harus berbicara hutan. "Nah, perintah agamanya, tanamlah pohon itu meski esok kiamat. Meskipun besok ada kiamat, jika di tangan kita ada pohon, itu wajib ditanam. Jadi, itu yang menjadi landasan kenapa film ini harus ada,” tuturnya.
Mengenai alasan harus dimainkan tokoh nenek dan cucunya dalam film ini, menurut dia, karena itu menggambarkan bahwa orangtua yang akan meneruskan ke generasi ke depan untuk cinta terhadap lingkungan. Selain itu, film ini juga menyelipkan pesan agar mengalirkan air dari sumbernya ke hilir dengan baik. “Artinya, orang tidak boleh hanya berorientasi kepada eksploitasi, tapi bagaimana juga berorientasi kepada konservasi. Nah, ini kan juga kritik sosialnya kepada pemerintah yang harus hati-hati juga ke depan karena overeksploitasi terjadi. Neraca sumber daya alam dan air harus dikalkulasi ulang, sehingga penyangga kehidupan itu tidak hilang,” tukasnya.
Di luar isu pohon dan air, kata Gus Imam, isu ancaman sampah plastik terhadap lingkungan juga diangkat dalam film ini. Menurutnya, krisis ekologi itu salah satunya karena plastik juga. “Polusi sampah plastik itu menjadi isu dunia yang kita harus bisa membantu menyelesaikannya. Sampah plastik itu kan tidak bisa diurai oleh bakteri tanah, karenanya kita harus bisa menyelesaikan masalahnya. Apalagi sampah plastik ini belum banyak yang bisa menyelesaikannya. Industri daur ulang saja baru bisa menyerap kira-kira 60% sampah plastik ini. Yang 40% sisanya kan masih belum terselesaikan,” ujarnya. Oleh karena itu dalam film ini digambarkan bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan kemasan botol Aqua untuk kebutuhan sehari-hari seperti menjadi pot tanaman di halaman rumah.
Soal film ini mengambil lokasi Bromo, menurut Gus Imam, itu karena daerah tersebut memilliki keunikan yang luar biasa. Pertama, Bromo punya kekhasan masyarakat bernama suku Tengger dengan kearifan yang luar biasa. Suku Tengger biasanya mengambil air dari sumber mata air yang jauh dengan menggunakan bambu.
Selain itu, Bromo masuk 10 prioritas destinasi wisata nasional tetapi jarang diekspose. Menurut Gus Imam, ini harus digenjot, terutama melalui pintu Pasuruan. “Padahal, menurut saya, kalau orang mau melihat pasir berbisik dan sunrise itu semua harus melalui pintu Pasuruan. Tapi selama ini Pasuruan belum terdorong. Para wisatawan masih melalui pintu lain, yaitu Probolinggo dan Malang,” tukasnya.
Hal lain yaitu kawasan konservasi Balai Taman Nasional. “Kawasan ini tidak boleh rusak karena merupakan cagar biosfer. Jadi harus dilestarikan karena di sana banyak juga flora dan fauna. Keanekaragaman hayati di sana banyak sekali,” ujarnya.
Karena itu, film ini memberikan pesan bahwa people, planet, dan prosperity harus berjalan seimbang. “Itu mimpi kami. Filmnya sangat pendek tapi bagaimana pesan itu bisa tersampaikan kepada masyarakat luas,” tuturnya. (OL-12)
Pasar gas bumi yang terbentuk ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Peneliti Rice University dan University of Houston menciptakan biopolimer baru sekuat logam namun fleksibel seperti plastik, tanpa polusi.
Keberadaan TPSR3 yang ramah lingkungan itu, nantinya juga akan memiliki potensi ekonomi bagi masyarakat.
Tim mahasiswa Sampoerna University mempresentasikan Green Asphalt, sebuah inovasi dari Plastic Waste for Sustainable Pavement Centre (PWSPC) Sampoerna University.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Krakatau Posco menjalankan program konservasi mangrove di Desa Lontar, Serang
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved