Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Lonjakan Kasus Covid-19 akan Ganggu Pemulihan Ekonomi

M. Ilham Ramadhan Avisena
16/5/2021 13:17
Lonjakan Kasus Covid-19 akan Ganggu Pemulihan Ekonomi
Ilustrasi(MI/Seno)

JIKA terjadi lonjakan kasus covid-19 pasca Lebaran dikhawatirkan mengganggi ritme pemulihan ekonomi nasional Indonesia.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berharap pengambil kebijakan dapat membuat langkah antisipatif agar kejadian seperti di India, Taiwan, dan Singapura tak dialami Indonesia.

"Jika tidak ada langkah preventif dari pemerintah, hal ini berpotensi menggangu ritme pemulihan ekonomi yang sebenarnya sudah mulai terlihat pada triwulan II ini," kata Yusuf saat dihubungi, Minggu (16/5).

Dia menambahkan, bila terjadi lonjakan kasus positif covid-19, maka perekonomian yang sedang dalam tahap pemulihan akan kembali tertekan. Apalagi menurut Yusuf, banyak masyarakat yang abai menerapkan protokol kesehatan kala memaksa mudik.

Pemerintah, imbuhnya, saat ini diuji untuk meningkatkan kapasitas tes, tracing dan isolasi kepada masyarakat. Khususnya pada aspek tracing lantaran pergerakkan masyarakat menjadi tidak terduga karena perjalanan mudik.

Baca juga : Buntut Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi KFD

Di samping itu, pemerintah juga dirasa perlu untuk mengatur ulang kebijakan vaksin mandiri. Kerja sama dengan pihak swasta menjadi salah satu jalan pula untuk memberikan vaksin kepada kelompok prioritas dan rentan seperti lansia.

"Biaya vaksin itu kemudian nanti bisa disubsidi oleh pemerintah," kata Yusuf.

Dia tak memungkiri mobilitas masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik berdampak positif pada perekonomian. Sektor transportasi dinilai menjadi yang mendapatkan napas tambahan setelah mengalami penurunan tajam dalam satu tahun terakhir.

Kendati demikian, dampak mudik pada sektor tersebut dinilai tidak dapat mengembalikan pertumbuhannya ke level sebelum pandemi merebak.

"Kondisi sektor ini belum akan pulih seperti sebelum pandemi, namun tentu masih ditemukan orang yang memaksa mudik ini, semacam _blessing in disguisse_ bagi sektor ini. Kondisi ini memperkuat potensi pertumbuhan ekonomi positif di triwulan kedua ini," imbuh Yusuf.

"Saya kira (sektor transportasi) belum akan mencapai level pertumbuhan positif, namun pertumbuhan sektor transportasi akan jauh lebih baik dari pertumbuhan pada periode yang sama tahu lalu. Jika tahun lalu, pada triwulan II sektor ini terkontraksi hingga -16%, saya kira tahun ini bisa di kisaran -3% sampai -5%," pungkas Yusuf. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya