Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BMKG: Ancaman Siklon Tropis Akan Terus Ada di Tahun-Tahun ke Depan

Atalya Puspa
30/4/2021 12:00
BMKG: Ancaman Siklon Tropis Akan Terus Ada di Tahun-Tahun ke Depan
Nelayan mengambil sisa-sisa serpihan perahunya yang hancur tersapu badai siklon Seroja di Pesisir Fatubesi, Kota Kupang, NTT, Sabtu (17/4)(MI/PALCE AMALO)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa ancaman siklon tropis masih akan terus ada pada tahun-tahun ke depan. Dikatakan Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, berdasarkan pemantauan BMKG sejak 2008 pergerakan siklon di area sekitar Indonesia selalu terjadi di kisaran bulan Mei hingga Oktober dan November hingga April.

"Terdapat dua area, di belahan bumi selatan Indonesia siklon tropis banyak terjadi pada bulan November hingga April. Sementara di bagian bumi utara Indonesia di kisaran Mei hingga Oktober. Karenanya, sangat biasa di NTT yang merupakan wilayah selatan Indonesia terbentuk siklon tropis pada bulan-bulan yang telah disebutkan tadi," kata Miming dalam Rapat Koordinasi Tim Intelejen Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (29/4).

Baca juga: Kemensos Terima Bekerja Keluarga Prajurit KRI Nanggala-402

Miming merinci, sejak 2008 terdapat 11 kejadian siklpon tropis di Indonesia. Adapun, ada sejumlah siklon tropis yang memiliki dampak yang serupa dengan siklon tripis seroja yang menerpa NTT baru-baru ini. Siklon tersebut yakni Kirily yang terjadi pada 28 April 2008, Cempaka yang terjadi pada 27 November 2017, Dahlia yang terjadi pada 30 November 2017, dan Lili yang terjadi pada November 2017.

"Ini ke depannya yang harus kita perhatikan. Karena polanya selalu sama di bulan-bulan tersebut. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama baik stakeholder terkait maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan infrastruktur," bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD NTT Sintus Carolus mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun hingga 28 April 2021, bencana siklon seroja mengakibatkan 182 orang meninggal dunia, 47 orang hilang, 184 orang luka-luka, dan kerusakan pada 3.494 fasilitas umum. Sementara itu, hingga kini jumlah orang yang masih mengungsi sebanyak 84.876.

"Upaya pencarian korban akan terus dilakukan selama masa tanggap darurat. Selain itu, terkait dengan adanya pandemi covid-19 di pengungsian, kami meminta pengungsi untuk menempati rumah keluarga yang memungkinkan untuk ditempati sehingga meminimalisir penyebaran covid-19," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya