Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Kemenperin Minta Pengusaha Batik Terapkan Industri Hijau

Insi Nantika Jelita
23/4/2021 16:07
Kemenperin Minta Pengusaha Batik Terapkan Industri Hijau
Pembatik mengerjakan pesanan batik tulis bermotif burung merak dan daun jati di sebuah industri rumahan di Desa Beran, Kabupaten Blora.(Antara/Aji Styawan )

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri batik nasional untuk penerapan industri hijau atau yang memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Kami memang menekankan kepada pelaku industri tentang pentingnya melakukan pengelolaan limbah industri yang dihasilkan agar tidak merusak ekosistem lingkungan. Hal ini wujud nyata dalam implementasi industri hijau,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (23/4).

Baca juga: Peringati Hari Bumi, MODENA Ajak Pelanggan untuk Lebih Peduli

Satuan kerja di bawah binaan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin melakukan penyusunan standar, labelisasi dan sertifikasi produk batik sebagai upaya untuk penjaminan kualitas mutu batik, seperti SNI batik, Standar Industri Hijau (SIH) untuk produk batik dan lainnya.

“Kami juga melalukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi melalui program pelatihan kepada SDM industri, program inkubasi seperti Innovating Jogja yang merupakan program inkubasi startup di bidang batik dan kerajinan," kata Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi.

Pihaknya juga mengaku ada inovasi riset terkait produk batik seperti pengembangan aplikasi Batik Analyzer, yang merupakan aplikasi pendeteksi batik dan tiruan batik.

Kemudian, melakukan eksplorasi sumber dan teknologi proses penyediaan pewarna alami untuk batik, serta pembuatan katalog warna alam digital atau color matching yang diharapkan mampu membantu industri batik dalam membuat resep pewarnaan sehingga lebih cepat, mudah dan akurat.

“Kami pun mendorong pengembangan proses dan peralatan membatik hemat energi, seperti kompor listrik, canting listrik, mesin cap batik otomatis berbasis PLC yang diharapkan dapat membantu efisiensi dan efektivitas produksi batik,” imbuhnya.

Kepala BSKJI menegaskan bahwa prinsip industri hijau atau industri berwawasan lingkungan juga bisa diterapkan di semua sektor industri, termasuk industri kecil dan menengah (IKM) seperti industri batik sekalipun.

“Kami terus mengajak seluruh stakeholders untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka mewujudkan industri batik yang berdaya saing, unggul dalam kualitas dan berwawasan lingkungan,” pungkas Doddy. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya