Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, hari ini Taman Bacaan Pelangi meluncurkan Girls’ Scholarship Program, sebuah program beasiswa khusus untuk siswa perempuan di Flores, Nusa Tenggara Timur. Beasiswa jangka panjang ini diberikan untuk siswi-siswi yang saat ini berada di jenjang SMP di kabupaten Ende dan Nagekeo, Flores, hingga mereka lulus SMA.
Di Indonesia, sebanyak 4,5 juta anak putus sekolah. Data yang dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 2019 menyebutkan bahwa jumlah anak usia 7-12 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah adalah sebanyak 1.228.792 anak. Untuk anak usia 13-15 tahun jumlahnya sebanyak 936.674 anak.
Sementara usia 16-18 tahun ada 2.420.866 anak yang tidak bersekolah. Sehingga total di 34 provinsi di Indonesia ada 4.586.332 anak yang tidak bersekolah. Mereka adalah anak-anak dari keluarga prasejahtera, penyandang disabilitas, dan anak-anak yang tinggal di daerah terpencil.
Baca juga: Sebanyak 72% Masyarakat Belum Peduli Sampah
Dari data tersebut terlihat bahwa angka tertinggi anak yang tidak sekolah terjadi pada anak berusia 16-18 tahun. Program pemerintah wajib belajar sembilan tahun cukup membantu anak-anak yang berada di daerah terpencil dan berasal dari keluarga prasejahtera untuk bersekolah setidaknya hingga jenjang SMP. Namun, jutaan anak di daerah terpencil tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA dan mayoritas terjadi pada anak perempuan.
Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 2019 menyebutkan bahwa rata-rata angka lama sekolah penduduk 15 tahun ke atas adalah 7.99 tahun. Data ini mengungkapkan bahwa mayoritas penduduk di NTT hanya bersekolah selama 8 tahun, yaitu hingga di jenjang SMP kelas 2.
Program Girls’ Scholarship dari Taman Bacaan Pelangi ini merupakan program dengan komitmen panjang. Program ini ditujukan khusus untuk siswi-siswi perempuan yang saat ini berada di jenjang SMP kelas 2, berprestasi, dan berasal dari keluarga prasejahtera. Beasiswa diberikan hingga mereka lulus SMA. Hal ini disesuaikan dengan data tingkat putus sekolah yang ada di Indonesia secara umum, maupun data di NTT secara khusus.
Bupati Kabupaten Nagekeo Johanes Don Bosco mengatakan, “Atas nama pemerintah Kabupaten Nagekeo, kami mengapresiasi kepedulian Taman Bacaan Pelangi terhadap kemajuan anak-anak perempuan di daerah kami. Beasiswa ini sangat berarti bagi para siswi-siswi dan keluarga mereka. Hal ini juga secara tidak langsung sudah berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas masyarakat di Nagekeo”.
Pemberian beasiswa untuk siswa perempuan bukan tanpa alasan. Data yang dilansir oleh BPS Provinsi NTT 2017 mencatat bahwa anak perempuan yang mampu menamatkan pendidikan dasar (SD) di NTT hanya sebesar 37,58%. Jumlah anak perempuan yang kemudian melanjutkan pendidikan dari sekolah dasar terus mengalami penurunan secara drastis untuk tingkatan jenjang yang lebih tinggi.
Baca juga: Perempuan Inspiratif Selamatkan Bumi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende Matildis Mensi Tiwe mengatakan, “Kami berterima kasih kepada Taman Bacaan Pelangi atas berbagai kerjasama dan program-program pendidikan yang dilakukan untuk membantu anak-anak kami di Ende. Program beasiswa ini sangat dibutuhkan dan tentunya akan membuat mereka lebih semangat bersekolah”
Founder Taman Bacaan Pelangi Nila Tanzil mengatakan, “Taman Bacaan Pelangi mencanangkan Girls’ Scholarship Program ini untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak perempuan yang berprestasi namun berasal dari keluarga prasejahtera untuk dapat terus mengenyam pendidikan hingga lulus SMA. Kami percaya jika mereka diberikan kesempatan untuk maju dan berkembang, anak-anak perempuan akan mampu menjadi penggerak dan agen perubahan di lingkungan sekitar mereka”.
Lebih lanjut menurut Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2016, sebanyak 53.07% perempuan NTT berusia 15 tahun ke atas hanya mampu bekerja di sektor primer (bidang pertanian). Status mereka pun merupakan pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar.
Untuk itulah Taman Bacaan Pelangi membuat Girls’ Scholarship Program untuk membantu anak perempuan sebagai kelompok yang paling rentan putus sekolah. Mereka putus sekolah karena disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor ekonomi, hingga faktor budaya di Indonesia, terutama di daerah pelosok, yang masih kental dengan patriarki. Pada akhirnya, banyak anak perempuan di NTT terpaksa harus putus sekolah untuk membantu mengurus rumah tangga atau bahkan menikah dini.
“Dengan adanya program Girls’ Scholarship ini, kami ingin membantu mengurangi angka putus sekolah di Indonesia, khususnya bagi anak-anak perempuan. Dan ini bukan program beasiswa biasa. Penerima beasiswa tidak hanya diberikan biaya untuk keperluan sekolah, namun juga ada berbagai program lainnya untuk mengembangkan kemampuan mereka. Kami merancang program ini sedemikian rupa agar anak-anak perempuan ini tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan berdaya. An empowered girl will empower her family and her society," tambah Nila Tanzil.
Program Girls’ Scholarship dari Taman Bacaan Pelangi ini terdiri dari tiga komponen, yaitu Beasiswa Pendidikan (SPP – Sumbangan Pembinaan Pendidikan, uang komite, uang seragam sekolah, biaya ekstra kurikuler, dana untuk membeli buku, dsbnya). Komponen kedua adalah pelatihan pengembangan kapasitas diri – para penerima beasiswa akan menerima berbagai pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan soft skills mereka, misalnya pengembangan rasa percaya diri, public speaking, literasi keuangan, dan lain sebagainya. Sedangkan komponen ketiga yakni mentoring – para penerima beasiswa akan mendapatkan mentor khusus yang merupakan perempuan sukses di berbagai bidang.
Para mentor dicocokkan dengan cita-cita dari masing-masing anak agar dapat menjadi sumber inspirasi dan pemberi semangat mereka.
Untuk gelombang pertama, sebanyak 20 siswi sudah lolos dan terpilih sebagai penerima beasiswa dan diumumkan hari ini.
Proses seleksi kandidat penerima beasiswa sudah berlangsung sejak Oktober 2020 dan melibatkan berbagai pihak, antara lain Dinas Pendidikan di Kabupaten Nagekeo dan Ende, para kepala sekolah, serta para pemuka masyarakat. Wakil dari Dinas Pendidikan di masing-masing kabupaten dan para pemuka masyarakat dilibatkan sebagai juri dalam proses seleksi kandidat.
Proses seleksi yang berlangsung cukup lama dan detail dilakukan melalui berbagai tahap, yaitu review dokumen (rapor siswa), penilaian essay siswi, wawancara, kunjungan rumah- home visit untuk memastikan kondisi keluarga kandidat dan interview dengan anggota keluarga.
“Kami mengajak semua pihak untuk turut membantu dan berkontribusi dalam program Girls’ Scholarship ini. Sekecil apapun bantuan yang diberikan akan membawa perubahan dalam hidup anak-anak ini”, pungkas Nila Tanzil. (H-3)
Pendidikan menjadi salah satu fokus utama Baznas, untuk mengentaskan kemiskinan.
Ketua Baznas Kabupaten Tuban, Agus Suryanto mengungkapkan program SKSS merupakan wujud konkret dukungan Baznas Tuban terhadap dalam menyiapkan generasi penerus.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas peran Rusia dalam sejarah panjang hubungan bilateral kedua negara. Khususnya sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.
Anak karyawan dan pensiunan PT Pos Indonesia diberi kesempatan untuk melanjutkan studi di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI).
Sebanyak 46 perawat muda Indonesia secara resmi dilepas menuju Wina, Austria, dalam program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2.
Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira menyalurkan secara simbolis beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi lima kali pada Selasa malam (17/6) dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Kondisi lesunya ekonomi yang melanda masyarakat Flotim dan kondisi bencana erupsi gunung Lewotobi laki-laki yang terjadi belum lama ini.
Menteri Imigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat Agus Adrianto mengatakan bantuan dikirimkan berupa 25 ton beras, 200 dus susu formula, 12.500 bungkus mie instan, 7.500 bungkus mie instan.
Dua bayi yang diberi nama Gibran di Posko Pengungsian Kobasoma, Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bima mengatakan pihaknya akan mengunjungi Flores Timur pada akhir pekan ini untuk memastikan penyelenggaraan Pemilu di 29 TPS tersebut.
ALUMNI dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya/UAJ) kembali proaktif membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved