Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jiwa Seni dan Kritis Kekuatan Radhar Melawan Penyakit Gagal Ginjal

Putra Ananda
22/4/2021 22:22
Jiwa Seni dan Kritis Kekuatan Radhar Melawan Penyakit Gagal Ginjal
Penyair Radhar Panca Dahana membaca puisi pada pementasan puisi teatrikal bertajuk "Indonesia Dalam 3," di Jakarta, Minggu (30/7/2020).(MI/PANCA SYURKANI)

DUNIA seni Indonesia kembali berduka. Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia hari ini di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pukul 20.00 WIB.

Radar Panca Dahana, yang semasa hidupnya aktif menulis bait-bait puisi, meninggal dunia di usianya yang ke-56. Kabar duka disampaikan oleh adiknya yakni Radhar Tribaskoro melalui pesan singkat yang tersebar di media sosial.

Baca juga: Resmi, Masa Larangan Mudik Lebaran Diperluas

"Innailahi Wainna Ilahi Rajiun, telah berpulang malam ini pukul 20.00 adik saya tercinta Radhar Panca Dahana di UGD RS Cipto Mangunkusumo," tertulis pesan atas nama Radhar Tribaskoro, Kamis (22/4).

Dalam pesan itu, Tribaskoro juga meminta doa atas kepulangan Radhar. Dirinya meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan oleh almarhum semasa hidupnya,

"Mohon maaf atas semua kesalahan dan dosanya. Mohon doa agar ia mendapat tempat yang terbaik di sisiNya. Aaminn YRA," lanjutnya.

Ucapan belasungkawa mengalir mengiringi kepergian Radhar. Salah satunya datang dari Ketua Komite Seni Rupa DKI jakarta Aidil Usman. Menurut Aidil, Radhar merupakan seniman dengan sikap kritis yang kuat terhadap permasalahan bangsa.

"Ia adalah seniman yang bisa dekat dengan siapapun. Sikap kritisnya tidak bisa terbeli. Radhar selalui peduli dengan permasalahan bangsa melalui kritik-kritiknya. Mas Radhar memang punya idealisme, " ujarnya.

Sudah selama 20 tahun Radhar bergelut melawan penyakit gagal ginjal yang ia derita. Dunia seni yang ia manfaatkan sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap penguasa yang dinilainya salah menjadi alasan terkuat Radhar mampun bertahan melawan penyakit selama bertahun-tahun.

"Yang membaut hidup itu ialah kritik dia tentang bangsa ini dan negara ini. Semoga dengan kepergiannya ini akan muncul generasi Radhar-Radhar lain yang memang memiliki kepedulian terhadap bangsa," ungkapnya.

Radhar Panca Dahana merupakan seorang sastrawan yang lahir di Jakarta pada tahun 1965. Ia memulai perjalanan sebagai sastrawan sejak usia 10 tahun dengan rutin menulis cerpen di surat kabar nasional.

Baca juga: BPOM Masih Butuh Kelengkapan Data Vaksin Sinopharm dan Sputnik V

Semasa hidupnya, Radhar Panca Dahana meninggalkan sederet karya hebat, di antaranya Dalam Sebotol Cokelat Cair (esai), Lalu Waktu(kumpulan puisi), dan Menjadi Manusia Indonesia (esai).

Pada tahun 2018 lalu, Radhar Panca jadi satu dari para budayawan Tanah Air yang diundang ke Istana oleh Presiden Joko Widodo untuk memberi masukan perihal kondisi bangsa. (Uta/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya