Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Radhar Panca Dahana Refleksi HUT RI di Tengah Pandemi

Atalya Puspa
19/8/2020 03:15
Radhar Panca Dahana Refleksi HUT RI di Tengah Pandemi
Budayawan Radhar Panca Dahana(MI/Panca Syurkani)

HARI ulang tahun Republik Indonesia kali ini diperingati dalam situasi berbeda. 

Pandemi covid-19 telah mengubah tatanan hidup masyarakat. Dengan melihat hal itu, budayawan Radhar Panca Dahana, 55, menilai bahwa hari kemerdekaan kali ini dapat  menjadi satu renungan bagi bangsa bahwa sesungguhnya kemerdekaan merupakan satu hal yang mudah direnggut.

“Harus kita renungkan. Paling jelas bahwa kemerdekaan kita dengan mudah direnggut dengan makhluk kecil yang bernama covid-19,” kata Radhar kepada Media Indonesia, Senin (17/8).

Radhar menyatakan hal ini harus menjadi refl eksi bahwa kita rapuh sebagai manusia. Bahwa kerapuhan dari kebebasan dan kemerdekaan ini ada pada kita. “Kita tidak merdeka tidak bebas, bahkan menjadi tragedi. Kemerdekaan kita semua rapuh,” imbuhnya.

Dengan adanya pandemi ini, Radhar menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada kemerdekaan atau kebebasan secara mutlak. Pasalnya, kemerdekaan dinilainya memiliki sifat yang fakultatif. 

Artinya, itu hanya berlaku pada situasi situasi tertentu.”Kita cuma merdeka secara politis, tetapi tidak utuh. Kita belum merdeka secara ekonomi, agama, dan belum memegang kebebasan,” kata penulis buku Homo Theatricus itu.

“Banyak kalangan yang merasa obsesif atau memanfaatkan orang lain atau situasi dengan alasan untuk kemerdekaan. Padahal, alasan itu gak memadai, enggak punya argumen enggak punya sejarah,” tambahnya.

Untuk itu, dirinya menilai kemerdekaan semestinya dirayakan dengan terus hidup menjadi pribadi yang baik, bekerja keras, dan memberikan manfaat bagi orang banyak.  “Kita sadari dan kita pahami baik, kita lihat dengan mata kepala sendiri, tidak ada kemerdekaan mutlak. Yang terpenting harus terus bekerja keras dan bermanfaat bagi bangsa,” tandas Presiden Federasi Teater Indonesia tersebut.


Kritik

Dalam kanal Youtube-nya, Radhar juga menyentil kritik yang banyak dilontarkan pada saat sini. 

“Dalam kehidupan bernegara, kririk-kritik banyak dilontarkan berbagai pihak. Kita sepakat kritik ialah bagian dari demokrasi, bagian dari cara kita mendewasakan diri. Sekarang semua dipersilakan menjadi bagian dari kebebasan, demokrasi, entah itu kita setujui atau
tidak,” terang Radhar seperti dikutip dari kanal Youtube Radhar Panca Dahana, kemarin.

Ia menambahkan, banyak sekali suara sangat keras dalam mengkritik dan mengoreksi kerja pemerintah. “Apa yang menarik ialah kritik keras itu belakangan semakin lunak atau semakin kecil gaungnya, terutama di kalangan oposan atau petinggi poltik yang berkepentingan besar dalam kehidupan politik,” jelasnya.

Menurut Radhar, oposan atau petinggi politik lebih banyak bersembunyi karena mayoritas dari mereka berpihak pada kubu pemerintah. “Justru kritik keras saat ini bukan dari oposan atau parlemen, tetapi dari masyarakat sipil. Penyelenggaraan kehidupan bernegara akan jauh lebih baik dengan adanya kritik dari elemen sipil tesebut,” imbuh Radhar yang menerima medali Medali Frix de le Francophonie 2007 dari lima belas negara berbahasa Prancis. (H-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya