Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DEPUTI Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Subandi Sardjoko menegaskan literasi sangat penting terutama dalam menggerakkan perekonomian saat pandemi covid-19.
"Secara khusus di masa pandemi ini, bagaimana peran literasi sangat penting, tidak hanya soal membaca, tapi juga mengaktualisasikan pengetahuan itu untuk meningkatkan kehidupan," ujar Subandi, Selasa (20/4).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024 sudah menempatkan literasi, kreativitas, dan inovasi sebagai pilar penting perwujudan masyarakat Indonesia yang maju dan berdaya saing.
Bappenas juga mendorong gerakan literasi berbasis inklusi sosial, yang mana pengetahuan yang diperoleh dari bahan bacaan bisa langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari guna mendapatkan manfaat ekonomi. Bappenas juga membuat kebijakan melalui Dana Alokasi Khusus untuk meningkatkan layanan kualitas bacaan di kabupaten dan provinsi.
"Pemerintah menyiapkan infrastrukturnya, dan mendorong pemanfaatan dana desa sesuai sumber daya di desa itu. Literasi bisa menjadi pendorong sumber daya dan memaksimalkan penghasilan masyarakat, di samping penguatan budaya gemar membaca di daerah, terutama di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T)," sambung Subandi.
Selain Perpusnas, Kemendikbud juga aktif menyediakan bahan-bahan bacaan kepada masyarakat. Buku-buku yang disediakan di berbagai ruang baca di daerah juga disesuaikan dengan minat dan sumber daya masyarakat setempat untuk membangkitkan ekonominya.
Ia juga menyampaikan bahwa sekolah saat ini sudah mulai memiliki koleksi buku sastra dan buku-buku ilmu terapan, disamping buku mata pelajaran wajib.
Secara khusus pada masa pandemi ini, Bappenas melihat bahwa peran literasi sangat terlihat, yang mana para ibu memiliki kreativitas mengelola bahan makanan dari sumber daya pangan lokal serta pelatihan daring yang disediakan oleh Perpusnas.
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan ada empat tingkatan literasi yang ampuh membantu memulihkan ekonomi dan reformasi sosial, terutama di masa pandemi saat ini.
Tingkatan tersebut yang pertama, tersedianya akses kepada sumber-sumber bahan bacaan baru yang terbaru (up to date). Kedua, kemampuan memahami bacaan secara tersirat dan tersurat. Ketiga, kemampuan menghasilkan ide-ide, gagasan, kreativitas dan inovasi baru. Dan keempat, literasi adalah soal kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak.
"Transformasi layanan dari Perpusnas berbasis inklusi sosial mampu menjawab keresahan dan kekhawatiran masyarakat saat situasi pandemi covid-19. Keterlibatan peran masyarakat lewat bermacam aktivitas transformasi pengetahuan atau transfer knowledge, seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis," kata Syarif.
Perpusnas juga memberikan pendampingan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki. Lalu mencarikan informasi agar bisa dipraktekkan agar mampu mendongkrak kemauan dari bawah dan mau berlatih hingga akhirnya mampu membangun usaha mikro sekelas industri rumahan.
baca juga: Literasi perpustakaan
Perpustakaan nasional dengan program perpustakaan berbasis inklusi, sudah membuktikan bahwa masyarakat termarginalkan bisa menghasilkan usaha sekelas home industry yang paling rendah. Apalagi data mendukung bahwa hanya 10 persen penduduk Indonesia yang tembus ke perguruan tinggi. Sedangkan 90 persen sisanya langsung terjun ke masyarakat.
Menurut Syarif, hal itu adalah potensi luar biasa yang harus direspon, karena cocok dengan potensi sumber daya melimpah yang ada di sekitar masyarakat bermukim.
"Dengan literasi, kita menemui orang-orang termarjinalkan untuk belajar bersama dengan buku-buku ilmu terapan, dengan internet, sampai mereka berdiri di atas kaki sendiri," kata Syarif. (Ant/OL-3)
KEHADIRAN Rumah Baca Sayyidil Khusna di Mersam, Batanghari, Jambi, menjadi harapan bagi warga sekitar untuk masa depan anak-anak penerus desa tersebut.
BBW Books di Padalarang digelar selama 11 hari sejak tanggal 23 Mei - 2 Juni 2024.
Kanal Jelita dapat menjadi jembatan untuk banyak komunitas wanita di luar sana untuk memperkenalkan komunitas mereka kepada masyarakat.
Project ini merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan memberdayakan satu juta ibu di Indonesia melalui peningkatan keterampilan digital.
Peserta juga diberikan pelatihan tentang bagaimana memperoleh penghasilan tambahan bagi kesejahteraan keluarga memanfaatkan platform digital.
Program literasi keuangan bagi anak mencakup metode interaktif seperti permainan digital, sesi kelas, dan kegiatan berbasis komunitas.
Berdoa, belajar, bekerja, berkarya, dan berbagi.
Demi terus meningkatkan kegemaran membaca, Perpusnas melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan inovasi layanan berbasis TIK.
Aktivitas layanan perpustakaan secara langsung ditutup dan akan dibuka kembali pada 14 September dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.
Bale Buku Jakarta yang diresmikan akan menjadi sarana bagi masyarakat di wilayah setempat agar lebih mudah mendapatkan akses bacaan yang berkualitas.
Akses layanan perpustakaan kepada masyarakat tetap dapat berjalan melalui aplikasi iJakarta. Aplikasi iJakarta dapat diunduh melalui Playstore untuk pengguna Android.
Adanya taman baca di Menara Samawa diharapkan mampu difungsikan sebagai sarana belajar mengajar untuk meningkatkan budaya membaca anak-anak di lingkungan Menara Samawa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved