Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Gandeng Sekolah Jurnalisme MI, Kemendikbud Bangun Branding Vokasi

Faustinus Nua
19/4/2021 14:05
Gandeng Sekolah Jurnalisme MI, Kemendikbud Bangun Branding Vokasi
Workshop Peran Humas Sebagai Komunikator Branding Pendidikan Vokasi di gedung Media Indonesia, Senin (19/4).(MI/Ramdani)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi gencar membangun branding pendidikan vokasi. Bekerja sama dengan Sekolah Jurnalisme Media Indonesia, Ditjen Pendidikan Vokasi menggelar workshop bagi para humas di lingkungannya pada Senin (19/4).

"Humas tidak sekadar publikasi tapi ternyata ada juga ada ilmu-ilmu, mungkin strategi-strategi komunikasi . Sekali lagi peran humas ini sangat vital dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan maupun hasil-hasil selama ini," ungkap Sesditjen Pendidikan Vokasi Henri Tambunan, saat membuka workshop Peran Humas Sebagai Komunikator Branding Pendidikan Vokasi.

Workshop tersebut diikuti lebih dari 40 peserta yang dibagi dalam dua sesi. Peserta workshop berasal dari lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi, sekolah-sekolah vokasi dan juga politeknik. Mereka diberi bekal untuk bisa membuat press release, berita dan lainnya yang terkait dengan branding pendidikan vokasi.

Menurut Henri, saat ini pendidikan vokasi mendapat tempat dan perhatian serius dari pemerintah. Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan pentingnya pendidikan vokasi untuk menyediakan SDM yang unggul. Bahkan Presiden pun mengunjungi sejumlah negara untuk melihat sistem pendidikan. Lantas, di periode keduanya, dibentuklah ditjen baru yakni Ditjen Pendidikan Vokasi.

"Beliau (Presiden) dalam beberapa kesempatan selalu menekankan pendidikan vokasi yang menyediakan SDM yang siap bekerja dan bersaing serta kompeten dan siap membuka lapangan pekerjaan," imbuhnya.

Mengingat Ditjen Pendidikan Vokasi merupakan sektor baru yang sangat penting di Kemendikbud, maka perlu dibangun branding. Humas sebagai komukator pun berperan penting untuk memberi informasi, dan pemahaman kepada masyarakat.

Henri mengatakan bahwa humas harus bisa membangun brand image bahwa pendidikan vokasi bisa menghasilkan orang-orang sukses. Succesa story menjadi strategi untuk meningkatkan minat pelajar dan orang tua.

Pendidikan vokasi saat ini pun, lanjutnya berbeda dengan sebelumnya. Keseriusan pemerintah tampak jelas dengan mendekatkan sektor pendidikan itu pada dunia industri. Sehingga, lulusan pendidikan vokasi merupakan SDM yang siap bekerja dan membuka lapangan pekerjaan.

Sementara itu, Ketua Dewan Redaksi Media Group Usma Kansong mengungkapkan bahwa tantangan utama yang harus dihadapi adalah bagaimana membuat pendidikan vokasi ramah dan dikenal luas oleh masyarakat.

"Itu harus dilakukan dengan serius dan inovatif. Banyak hal baru yang apabili kita komunikasikan terus menerus, multi platform maka akan cepat dikenal masyarkat," kata dia.

Dicontohkannya bahwa PSBB yang dikenal saat ini merupakan istilah yang baru bagi mayarakat. Namun, dalam waktu singkat, masyarakat yang awalnya lebih mengetahui lockdown akhirnya bisa memahami bahwa PSBB itu adalah lockdown partial yang sedikit berbeda dengan istilah lockdown pada umumnya.

Di sektor pendidikan pun vokasi tidak banyak dikenal. Maka harus dimulai dengan mengubah mindset humas sebagai komunikator untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikannya kepada masyarakat. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya