Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
WAKTU luang penting disediakan oleh orangtua terutama ayah di sela-sela waktu bekerja dari rumah (work from home/WFH). Sehingga ada waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan anak.
Psikolog anak dan keluarga dari LPT Universitas Indonesia Mira Damayanti Amir mengatakan hal ini penting untuk menjaga hubungan ayah dan anak, dan memperpendek jarak di antara keduanya.
"Terutama jika terjadi penolakan yang berulang dari sang ayah tentu mengakibatkan kekecewaan bagi anak. Ketika kekecewaan ini sudah muncul maka anak cenderung tidak akan percaya bahkan tidak menghargai sosok ayah," kata Mira, Minggu (11/4).
Di sisi lain, Survei Pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah dalam Masa Pencegahan COVID-19 Tahun 2020 oleh Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan sebanyak dua pertiga (sekitar 66,7 persen) pendampingan anak di Indonesia masih dominan dilakukan oleh kaum perempuan.
Selain itu, survei yang digelar sepanjang April hingga Mei 2020 pada orangtua di 34 provinsi tersebut menemukan penyebab utama orangtua (53,8 persen) tidak bisa mendampingi anak mereka belajar di rumah adalah karena tuntutan pekerjaan.
"Bisa dikatakan bahwa WFH tidak menjamin seorang ayah mampu mendampingi anak-anaknya secara maksimal meskipun berada sepanjang hari di rumah. Alasannya, para ayah tetap memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan kantor meski berada di rumah," ungkapnya.
Ia menambahkan, ayah bisa tetap berinteraksi dengan cara berdiskusi dengan anak. Ketika anak meminta waktu untuk bersama, maka seorang ayah sebaiknya berupaya memenuhinya. Jika belum bisa, tentukan kapan ayah siap.
Baca juga: Penting! Tetap Menjaga Kesehatan selama WFH
Contohnya, ketika anak meminta waktu untuk bermain, ayah bisa meminta anak memberikan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Seorang ayah harus mampu berdiskusi dengan anak sehingga anak akan mengerti.
Pentingnya komunikasi dua arah dengan anak tentunya akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua pihak. Ayah juga perlu melakukan kontak mata ketika berkomunikasi dengan anak, sehingga anak akan memahami apa yang hendak disampaikan dan merasa dihargai.
Hal sederhana namun berdampak cukup besar adalah sentuhan dari orangtua. Misalnya, ketika sudah selesai bekerja namun anak sudah terlelap, ekspresikanlah dengan sekadar memeluknya saat dia tertidur. Usahakan agar kebiasaan ini dilakukan secara konsisten oleh ibu dan ayah sehingga anak tetap merasa diperhatikan.
Terakhir adalah ayah harus mampu beraktivitas motorik dengan anak. Cara ayah dan ibu menghabiskan waktu dengan anak sangatlah berbeda. Jika dengan ibu lebih banyak berinteraksi melalui ucapan atau sapaan dengan anak, maka ayah harus lebih mengajak anak untuk beraktivitas fisik seperti olahraga atau permainan luar ruang.(Ant/OL-5)
Meskipun banyak yang berharap Work From Home (WFH) bisa mengatasi burnout, kenyataannya WFH tidak selalu menjadi solusi efektif bagi kesehatan mental pekerja.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
PT AXA Insurance Indonesia berhasil meraih sertifikasi ISO 27001, standar internasional untuk manajemen keamanan informasi.
Pandemi global telah memicu tren yang berbeda dalam perbaikan rumah dan renovasi, khususnya menjelang Lebaran tahun ini.
ASN DKI Jakarta mulai besok mulai diterapkan WFH 50%. Namun akan ditingkatkan menjadi 75% saat KTT ASEAN berlangsung.
Pola kerja secara hybrid selain menjaga agar tenaga kerja yang lebih sehat, mengutamakan kesejahteraan karyawan,serta dapat mendorong tim yang terlibat dapat termotivasi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved