Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengajak tokoh lintas agama membuat program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi paham radikal terorisme.
"BNPT meyakini bahwa para tokoh semuanya yang hadir ini merupakan 'guru', pencerah bagi para umat di lingkungan agamanya masing-masing. Tentu menjadi kewajiban kita bersama menjaga imunitas bangsa dari berbagai pengaruh-pengaruh virus yang membahayakan umat," ujar Boy Rafli di Jakarta, Sabtu (10/4).
Hal ini diungkapkan mantan Kapolda Papua ini saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di lokasi rencana berdirinya Taman Miniatur 99 Masjid Dunia yang dikelola Yayasan Amanah Kita, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/4) malam.
Dalam acara itu, Boy Rafli mengatakan bahwa pertemuan dengan para tokoh lintas agama dilaksanakan untuk bersama-sama melaksanakan program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi berbagai macam virus seperti virus radikalisme yang menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Karena itu, katanya, sangat penting melakukan silaturahim dengan para tokoh lintas agama yang tergabung dalam LPOK ini. Dia menyampaikan bahwa berkaitan dengan tugas BNPT, yang menjadi konsentrasi ialah virus yang disebarluaskan oleh pihak-pihak yang mengusung ideologi terorisme.
Baca juga: Bersyukur dan Bertakwa Itu Mudah Dikatakan Tapi Sulit Dilakukan
Ia menyebut ideologi terorisme ini karakteristiknya yaitu intoleran, antikemanusiaan, memanipulasi teks-teks ajaran agama, termasuk juga mudah menyalahkan pihak-pihak lain yang tidak sejalan pemikirannya dengan dia dan kecenderungannya bahkan melakukan yang bersifat destruktif.
Anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan tidak mungkin BNPT dapat bekerja sendiri dalam pencegahan paham radikalisme ini, sehingga perlu masukan para tokoh lintas agama untuk memikirkan generasi penerus bangsa menjadi pembangun-pembangun bangsa.
Menurut Habib Luthfi, menjadi PR bersama untuk mencegah pengaruh-pengaruh yang akan melenturkan nasionalisme yang ada di republik tercinta ini.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut para perwakilan dari seluruh ormas keagamaan itu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad al Islamiyah, Ittihadiyah, Persatuan Tarbiyah islamiyah (Perti), Mathlaul Anwar (MA), Az Zikra, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Nahdlatul Wathan, serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu hadir juga perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin). (Ant/S-2)
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
Program berupa pelatihan kewirausahaan berbasis perempuan ini merupakan wujud women empowerement di sisi lingkup yang lebih luas dan berkelompok.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
RAN PE merupakan instrumen kebijakan yang diinisiasi BNPT untuk meningkatkan sejumlah upaya pencegahan terhadap ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved