Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETUA Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, proses pembacaan data pada kotak hitam atau black box Cockpit Voice Recorder (CVR) Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 memakan waktu hingga satu minggu.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari KNKT, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan TNI-Polri telah menemukan kotak hitam CVR pada Selasa (30/3) malam pukul 20.05 WIB di lokasi jatuhnya pesawat tersebut pada (9/1) lalu, yakni di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca juga: Boca Espresso Indonesia, Kopi Celup Nikmat Siap Saji
"CVR ini akan dibawa ke lab, nanti proses pembacaan dari tiga hari sampai satu minggu. Kita bikin transkrip untuk dicocokan dengan (data) FDR (flight data recorder), yang sudah ditemukan pada 12 Januari lalu," ungkap Soerjanto dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (31/3).
Data yang diunggah pada CVR nantinya akan diketahui data percakapan yang terjadi di kokpit antara pilot dan co-pilot sebelum insiden jatuhnya Sriwijaya Air pada awal Januari lalu. Sedangkan, FDR berisikan data-data rekaman penerbangan dan semua aspek pesawat. Sehingga diharapkan bisa mengungkap penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Soerjanto menegaskan, meski pencarian korban Sriwijaya Air SJ 182 sempat dihentikan pada Kamis (21/1) lalu, pihaknya bersama tim SAR gabungan tidak menyetop pencarian CVR.
"Dari apa yg disampaikan bahwa menujukan kami dari pemerintah serius melakukan investigasi. Ini menunjukkan usaha dari pemerintah sangat serius agar bisa mengungkap kecelakaan ini," pungkasnya..
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi. (OL-6)
FANDY Lie (FL), adik bos Sriwijaya Air Hendry Lie segera diadili dalam kasus tindak pidana korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah.
KEJAKSAAN Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menyampaikan pihaknya belum dapat memanggil bos Sriwijaya Air atau tersangka dari kasus korupsi timah, Hendry Lie alias HL
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan thrust lever (tuas dorong) sebal kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki.
Nurcahyo mengaku pihaknya tak mengetahui penyebab suara pilot tak terekam. Diduga, pilot tidak menggunakan headset atau perangkat komunikasi selama mengudara.
“Bahwa benar adanya akun Instagram Sriwijaya Air telah diretas, dan kini kami berupaya secepatnya agar akun tersebut pulih seperti sediakala."
Pihaknya mengharapkan penyesuaian tarif tiket tersebut dapat membantu meringankan beban biaya operasional penerbangan yang tinggi sebagai imbas naiknya harga avtur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved