Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kampus Merdeka, Dikti Kerja Sama dengan University of Waterloo

Syarief Oebaidillah
24/3/2021 23:52
Kampus Merdeka, Dikti Kerja Sama dengan University of Waterloo
Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam(Dok. Kemendikbud)

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalin kerja sama dengan University of Waterloo, Kanada. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Ditjen Dikti dan University Waterloo yang dilaksanakan secara virtua. 

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan, kerja sama itu bertujuan untuk mendukung implementasi kebijakan Kampus Merdeka dan percepatan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi.

"Kami sangat mengapresiasi kerja sama yang dijalin antara Ditjen Dikti dengan University of Waterloo. Melalui kerja sama ini diharapkan perguruan tinggi Indonesia dapat melakukan implementasi program Kampus Merdeka dengan University of Waterloo," ujar Nizam.

Nizam menjelaskan Indonesia memiliki lebih dari 4.613 kampus di Indonesia dengan 8,8 juta mahasiswa, 291.970 dosen dan 36.189 program studi. Tren yang ada saat ini adalah meningkatkan standar perguruan tinggi dengan meningkatkan kualitas pelatihan dan penelitian sejalan dengan tuntutan dunia industri di era digital. 

“Untuk mendukung perkembangan sektor pendidikan tinggi di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk lebih beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi,” jelas Nizam. 

Nizam menambahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah memodernisasi pendidikan tinggi melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang berfokus pada tiga hal yaitu: 1) meningkatkan Mobilitas Siswa dan pilihan belajar, 2) mendorong program studi yang progresif dan fleksibel, dan 3) mempromosikan peningkatan kolaborasi antara industri dan lembaga pendidikan tinggi. 

Terkait kerja sama tersebut, Nizam berharap ke depannya kerja sama dan kolaborasi dapat dijajaki lebih jauh dari partisipasi aktif dan keterlibatan perguruan tinggi di Indonesia. 

"Semoga kerja sama ini dapat menginspirasi kerja sama kedepannya khususnya untuk mengembangkan pemimpin baru yang profesional dari Indonesia dan Kanada," ujar Nizam. 

Baca juga : Tingkatkan SDM, Kemendikbud gelar Pelatihan Kepemimpinan

Adapun lingkup dalam kerja sama ini meliputi kolaborasi yang diwujudkan melalui pertukaran kunjungan, pengembangan kurikulum bersama, pengakuan atas transfer kredit, akses ke blended learning atau Massive Open Online Course, penelitian bersama dan kolaborasi internasional, pengembangan ilmu big data dan proyek bersama pada Artificial Intelligence (AI ). 

Kerja sama ini menitikberatkan pada peningkatan sumber daya manusia, dengan penekanan khusus pada kualitas dan daya saing sumber daya manusia pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia 2020-2024. 

Wakil Presiden Asosiasi Internasional, Universitas Waterloo Ian Rowlands menjelaskan, Universitas Waterloo telah menyatakan visi menghubungkan harapan dengan dampak untuk dunia yang lebih baik. 

"Rencana strategis menekankan komitmen kami untuk mengembangkan pelajar berprestasi yang siap menghadapi dunia modern untuk memajukan penelitian demi kebaikan global, dan memelihara komunitas yang peduli," pungkasnya. 

Rowlands meyakini bahwa kerja sama antara Indonesia dan University of Waterloo bisa berjalan dengan baik dan dapat memenuhi komitmen yang ingin dibangun.

Sebelumnya, Ditjen Dikti melalui proyek READI juga telah berhasil berkolaborasi dengan University of Waterloo sejak 2015. Kolaborasi utama menyangkut tentang Pendidikan Belajar-Bekerja Terpadu (co-operative education), pengembangan kurikulum, e-learning dan peningkatan industri dan universitas.

Sekretaris Ditjen Dikti Paristiyanti Nurwadani mengatakan, sebagai tindak lanjut dari kerja sama itu, program pertama yang akan dirancang bersama antara Ditjen Dikti dengan University of Waterloo adalah program micro credential dan pertukaran mahasiswa. Program ini akan dibuka bagi dosen dan mahasiswa yang mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari University of Waterloo. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik