Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sepanjang Pandemi Musisi Rindu Kemeriahan Panggung

Gana Buana
09/3/2021 20:13
Sepanjang Pandemi Musisi Rindu Kemeriahan Panggung
Nunggu Sunset Media Indonesia.(DOK Instragram Media Indonesia.)

PANDEMI covid-19 membuat sejumlah aktivitas menjadi terbatas. Hal ini turut berpengaruh terhadap aktivitas panggung musik Tanah Air.

Sejak pembatasan kegiatan berkerumun, riuh tepuk tangan penonton panggung musik juga sirna. Inilah yang dirindukan para musisi Tanah Air.

Baca juga: UGM, UI, ITB Masuk 100 Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Asia

Pengulas musik Dzulfikri Putra Malawi mengatakan di masa pandemi tentu yang harus dipahami yaitu semua dalam posisi terpuruk, baik industri musik, film, atau entrepreneur. Posisi sama ini akhirnya yang memunculkan cara kita bertahan.

"Improvisasi akhirnya dilakukan untuk memberikan kehidupan lain bagi diri, baik sebagai musisi, stakeholders di sekitarnya, komunitasnya, maupun industrinya. Saat ini semua sedang dalam tatanan yang sama akhirnya improvisasi sedikit menimbulkan dampak yang berarti," ungkap Fikri dalam acara Nunggu Sunset Media Indonesia, Selasa (9/3).

Fikri mengatakan sekelas band besar pun belum memiliki manajemen pandemi. Akhirnya semua pihak, baik artis maupun manajemennya, ikut pontang-panting. "Akhirnya tawaran apa pun dimakan sama musisi, karena boleh dibilang musisi rindu order. Agak miris sih ngomongin event," kata dia.

Soalnya, kata Fikri, banyak di pihak lain yang sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan. Padahal, industri musik belum diperbolehkan manggung.

"Sebetulnya bisa saja manggung asalkan prokesnya dijalani, seperti Jazz Gunung Banyuwangi kemarin. Selain itu, swab bagi penonton dan penyelenggara. Audiensnya juga dibatasi. Ada yang offline ada yang virtual," jelas dia.

Rulli Shabara sebagai salah satu personel band Senyawa mengatakan awal pandemi mereka melakukan lockdown di tempat masing-masing. Karena pandemi tidak juga berakhir dan pemasukan 90% berasal dari tur akhirnya projek Al-Kisah lahir.

"Tahun kemarin dari Maret hingga September kami enggak ketemu, paling hanya lepas single dan album Bima Sakti yang enggak ada campur tangannya. Makanya, Al Kisah dirilis dengan siasat merespons kondisi ini," jelas dia.

Tentu, kata Rulli, dengan kondisi saat ini harus ada strategi baru agar mereka bisa berkarya, tetap menghasilkan, dan efektif. "Selama pandemi kalau kami melakukan sesuatu, yang kena dampak kan bukan kami saja. Makanya harus memikirkan tiga aspek ini sekaligus," jelas dia.

Akbar selaku personel Grrrl Gang mengaku memang tidak bisa dipungkiri bahwa panggung virtual berbeda dengan panggung gerak. Energinya berbeda antara keduanya.

Baca juga: Aplikasi Aksara Bantu Kawal Pemantauan PRK di Jawa Tengah

"Tapi mau enggak mau ya harus kami trigger, kami ulik lagi agar bisa menampilkan secara maksimal dengan situasi begini," kata dia. Selama pandemi memang pendapatan secara panggung dan merchandise menurun. Ini karena sebagian orang juga memilih untuk menyimpan uang mereka agar bisa menghadapi yang terjadi setelah pandemi.

"Namun berdasarkan pengalaman kami sih Bandcamp Fridays amat membantu. Karena sebelum pandemi penjualan digital kan tidak terlalu banyak. Jadi ini yang berpengaruh banget buat kami," tandas dia. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya