Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Media Berperan Ajak Terapkan Prokes dan Vaksinasi Covid-19

Eni Kartinah
27/2/2021 15:55
Media Berperan Ajak Terapkan Prokes dan Vaksinasi Covid-19
Sejumlah tenaga kesehatan menjalani vaksinasiCovid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta.(MI/ANDRI WIDIYANTO)

PIHAK rumah sakit berharap peran aktif media massa untuk terus mengkampanyekan informasi seputar protokol kesehatan (prokes) dan manfaat vaksinasi Covid-19.

“Karena hal ini sangat membantu tenaga kesehatan atau pemberi layanan kesehatan,” kata dr. Martha Siahaan, MARS, perwakilan CEO Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia saat Media Gathering secara online dengan tema Update Perkembangan Covid-19.

Pada keterangan pers, Sabtu (27/2), Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P (K) dari RS Premier Jatinegara, menjelaskan definisi tentang klasifikasi diagnosis Covid-19.

Prof.dr.MenaIdi menjelaskan orang dengan gejala positif biasanya demam, batuk, kelelahan yang sangat, gangguan saluran pernafasan akut, penurunan nafsu makan, dan gejala lainnya.

“Probable tahap ini merupakan tahapan yang lebih dekat dengan terkonfirmasi karena biasanya diiringi dengan gejala spesifik seperti gangguan penghidung  atau hilangnya penciuman dan perasa, yang terakhir adalah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi,” paparnya.

 Menurut Prof.dr.Menaldi, pasien terkonfirmasi positif dengan gejala sedang, gejala berat dan kritikal merupakan pasien yang wajib dirawat di rumah sakit. “Sedangkan pasien tanpa gejala hingga gejala ringan dapat melakukan isolasi secara mandiri di rumah,” jelasnya.

Prof. dr.Menaldi menjelaskan bahwa ngka di RS Persahabatan menunjukkan 17% dari pasien dengan gejala sedang dapat lompat menjadi pasien kritis, sedangkan pada gejala berat sekitar 30% masuk kedalam kasus kritis dan angka kematian pada kasus kritis sebesar 53%.

Untuk itu, Prof. dr. Menaldi berharap agar masyarakat dapat mengungkap pasien-pasien dengan gejala ringan dan ditangani secara bersungguh-sungguh agar tidak berkembang menjadi gejala sedang, berat, terlebih lagi kritis.

Ia menegaskan bahwa cara pencegahan Covid-19 dengan memutus mata rantai penyebaran melalui dua tahap yaitu tahap primer adalah dengan penerapan protokol kesehatan secara 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menghindari kerumunan) bagi masyarakat.

“Bagi pemerintah atau pengelola 3T (tes, telusur, terapi) juga melalui tahap pencegahan kedua yaitu pencegahan secara sekunder dengan melakukan vaksinasi agar tercipta herd immunity secara etis,” jelasnya.

Dalam Sesi kedua Prof. Dr. dr. Jusak Nugraha, Sp.PK (K) menjelaskan mengenai asal-usul, karakteristik dan jenis virus korona.  

Ia juga menjelaskan bahwa virus ini 79.1% menyerang usia 19-59 tahun dan 10.4% pada usia di atas 60 tahun dengan kasus fatal yang semakin meningkat pada usia lanjut dan pasien dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya dengan tingkat kematian sebesar 3.4%.

“Adapun jenis pemeriksaan di laboratorium berdasarkan efektifitas tingkatannya adalah, pertama kultur virus melalui pemeriksaan BSL3 namun di Indonesia sangat sedikit yang dapat melakukan pemeriksaan ini, kedua tes molekuler,” jelas Prof.Dr.dr.Jusak. (Nik/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya