Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Monoton Belajar Daring Kualitas Kemampuan Linguistik Siswa Turun

Ardi T Hardi
26/2/2021 21:15
Monoton Belajar Daring Kualitas Kemampuan Linguistik Siswa Turun
Guru SD berkomunikasi dengan siswa saat proses belajar mengajar (PBM) melalui aplikasi media daring dirumahnya di Kelurahan Bubulak, Bogor(Antara)

DOSEN Linguistik Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr Sailal Arimi menilai, pendidikan dan pengajaran pada masa pandemi Covid-19 mengalami banyak distorsi materi ajar. Pasalnya, pendidikan dan pengajaran hanya dipahami secara tekstual.

Akibat pandemi sekarang ini, ia menyebut, para siswa mengalami penurunan kualitas kemampuan linguistik karena guru tidak bisa menyampaikan materi ajar secara kontekstual dengan maksimal. "Padahal, seharusnya guru (juga) bisa membangun secara kontekstual (dalam pembelajaran)," ungkap dia dalam siaran pers dari Humas UGM, Jumat (26/2).

Selama pandemi Covid-19 setahun terakhir, jelas dia, proses pendidikan dilakukan secara daring. Sayangnya, tidak semua siswa bisa mengakses belajar secara virtual karena terkendala akses pada ponsel dan infrastruktur internet.

Dalam kondisi normal, kata dia, seorang guru bahasa bisa mengajarkan materi secara kontekstual. Namun, dengan cara daring, penyerapan materi ajar lebih bersifat tekstual sehingga besar kemungkinan terjadi penurunan pengajaran bahasa atau penurunan kemampuan linguistik.

Oleh karena itu, guru diminta melakukan improvisasi dan inovasi dalam memberikan materi belajar lewat membangun interaksi dengan siswa, meski dilakukan secara daring. Guru jangan sekadar menyerahkan tugas kepada siswa lewat grup medsos.

Hal itu patut dilakukan untuk terus mengasah kemampuan berbahasa pada anak selama pandemi. Pasalnya, proses belajar mengajar tidak hanya transfer pengetahuan, namun juga mampu mengubah perilaku dan karakter siswa.

Baca Juga: Pakar: Belajar Daring akan Membebani Guru

"Jika hanya mengirimkan perintah mengerjakan tugas sehingga akibatnya akan kehilangan konteks," kata dia.

Tanpa kehadiran guru yang menerangkan teks, yang ada hanya teks. Akibatnya, peran guru sebagai role model untuk belajar budi pekerti bahasa yang baik menjadi jauh berkurang.

Menurut dia, ketika pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan saat pandemi, salah satu yang bisa dilakukan adalah membangun interaksi secara virtual. Menurut dia, siswa SMP dan SMA bisa melakukan kegiatan belajar daring lewat aplikasi pertemuan virtual, sedangkan siswa SD hal itu sulit dilakukan.

Ia pun menyarankan, guru dan murid perlu membentuk grup di aplikasi pesan dalam batas waktu tertentu. Grup tersebut menerapkan umpan balik antarsiswa dan guru dalam waktu tertentu.

Sailal juga memyampaikan, pembelajaran secara daring ini mengharuskan pendampingan dari orang tua, yang rata-rata dilakukan oleh para ibu-ibu. Peran tersebut dalam pendidikan tatap muka seharusnya dilakukan oleh para guru.

Dalam kenyataannya, tidak sedikit para orang tua yang merasa kewalahan dan mengeluh dikarenakan mau tidak mau harus belajar kembali untuk memahami dan menguasai materi pelajaran si anak. (OL-13)

Baca Juga: Ini 8 Sistem Belajar Daring yang Direkomendasikan Kemendikbud

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya