Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BPPT : Laju Penurunan Tanah di Jakarta 6 cm Per Tahun

Faustinus Nua
05/2/2021 16:50
BPPT : Laju Penurunan Tanah di Jakarta 6 cm Per Tahun
Ilustrasi(Instagram)

PENURUNAN tanah (land subsidence) akibat tekanan lingkungan dari pembangunan perkotaan terjadi di beberapa kota besar di Asia, termasuk juga Jakarta. Biasanya fenomena penurunan muka tanah, banyak disebabkan oleh kondisi alam seperti pergerakan struktur geologi ataupun aktivitas manusia.

"Di DKI Jakarta aktivitas manusia menjadi penyebab utama dari permasalahan penurunan muka tanah yang terjadi," kata Direktur Pusat Teknologi Reduksi dan Resiko Bencana (PTRRB) Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) M Ilyas, Jumat (5/2).

Ia mengatakan dari hasil kajian teknis menunjukkan bahwa perkembangan Kota Jakarta selama 50 tahun terakhir yang diiringi oleh peningkatan aktivitas lainnya telah menyebabkan penurunan muka tanah.

"Melalui Tim INDI 4.0 (Indonesian Network for Disaster Information), BPPT menemukan bahwa DKI Jakarta dengan segala jenis kegiatan dan pemukiman penduduk, mengalami permasalahan penurunan muka tanah," ungkapnya.

Ke depannya, menurut Ilyas, permasalahan penurunan muka tanah di Kota Jakarta harus dapat dikendalikan terutama di wilayah tertentu. Semua pihak harus turut mendukung dengan mengurangi eksploitasi air tanah.

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi eksploitasi air tanah di area-area tersebut," terangnya.

Peneliti Kebencanaan pada PTRRB BPPT, Joko Widodo mengungkapkan dari berbagai hasil kajian studi, terdapat empat jenis penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta. Pertama akibat ekstraksi air tanah, kedua akibat beban konstruksi, ketiga akibat konsolidasi alami tanah aluvium dan terakhir penurunan tanah tektonik.

"Dari keempat hal tersebut, penurunan muka tanah akibat ekstraksi atau pengambilan air tanah menjadi fenomena yang dominan terjadi di Jakarta," cetus Joko Widodo.

Tim INDI 4.0 BPPT, lanjutnya, telah melakukan analisis dengan menggunakan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) yang berdasarkan data satelit Radar Sentinel 1A untuk melihat laju penurunan tanah di Jakarta.

"Hasil analisis data InSAR yang direkam sejak 20 Maret - 22 Oktober 2019 memperlihatkan bahwa laju maksimum penurunan tanah mencapai 6 cm per tahun," jelas Joko.

Kondisi penurunan muka tanah yang terjadi di Kota Jakarta ini menurut Tim INDI 4.0 BPPT sangat berkaitan erat dengan genangan banjir dan tingkat kerusakan yang terjadi akibat adanya banjir. Permasalahan ini menurutnya harus diantisipasi, khususnya di wilayah DKI Jakarta dengan laju amblesan yang besar. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya