Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SEIRING dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang kesehatan pun selalu berinovasi. Salah satunya adalah dengan prosedur terapi sel gen untuk mengetahui secara pasti penyebab dari terjadinya suatu penyakit, termasuk kanker.
Terapi sel dan gen adalah terapi yang pertama kalinya menawarkan kemungkinan untuk menyasar dan mengatasi akar permasalahan dari penyakit. Sehingga ada opsi untuk kondisi yang dianggap tidak dapat disembuhkan. Bisa juga kondisi di mana standar layanan pengobatan yang ada hanya dapat menangani gejala yang timbul pada tingkatan derajat yang berbeda-beda.
“Terapi sel dan gen berpotensi memberikan dampak signifikan bagi hidup pasien, mengubah cara pengobatan dari mengobati gejala, menjadi pendekatan kuratif,” ujar Wolfram Carius, Executive VP and Head of Cell and Gene Therapy Bayer dalam rilisnya.
Terapi gen merupakan salah satu teknik pengobatan dengan target DNA terutama untuk keganasan dan penyakit genetik yang diturunkan. Seluruh organ tubuh dapat menjadi sasaran terapi gen. Pendekatan terapi gen secara umum dilakukan melalui gene restoration, gene augmentation, genecorrection, dan gene inhibition.
Terapi ini melibatkan transfer asam nukleat berupa DNA ke sel embrionik maupun somatik pasien sehingga gen tersebut memiliki efek pengobatan terhadap penyakit pasien. Gen fungsional yang ditransfer berperan menggantikan fungsi gen abnormal yang menyebabkan penyakit tertentu.
Disebutkan bahwa terapi gen dapat dilakukan pada sel embrional (germ line gene therapy) maupun sel somatik (somatic cells gene therapy) pada pasien secara in vivo maupun ex vivo. Penyisipan gen pada terapi ini menggunakan vektor virus maupun nonvirus.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang memungkinkan dilakukannya terapi gen, terkait dengan adanya abnormalitas gen penyebab proliferasi sel yang tidak terkontrol.
Dari beberapa penelitian yang ada, terapi gen dengan virus menunjukkan toleransi yang baik dan secara parsial efektif dalam penyusutan tumor. "Terjadi peningkatan waktu kelangsungan hidup pada pasien," tulis Cindy Aprillianie Wijaya dan Muchtaridi Muchtari dari Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran dalam artikel berjudul Pengobatan Kanker melalui Metode Gen Terapi yang diterbitkan di laman jurnal.unpad.ac.id/farmaka pada 2017 lalu.
Keberhasilan terapi gen salah satunya tergantung pada efektifitas transfer gen yang dilakukan dan ekspresi gen fungsional. Gen fungsional yang telah tertransfer selanjutnya harus diekspresikan dengan baik sehingga terapi dapat berhasil. (Ant/H-2)
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
Sebanyak delapan bayi di Inggris lahir berkat teknik reproduksi inovatif, yang menggunakan materi genetik dari tiga orang.
Studi menemukan bahwa 93% pasien memiliki variasi genetik yang mempengaruhi respons mereka terhadap obat-obatan
Bagi masyarakat yang memiliki keturunan kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan gen.
Asa Ren memanfaatkan teknologi genomic sequencing dan bioinformatikanya untuk membantu mendeteksi seseorang dengan kecenderungan CdLS.
HEMOFILIA merupakan penyakit gangguan pembekuan darah genetik yang disebabkan oleh kurangnya faktor pembekuan darah dalam tubuh yang bisa menimbulkan disabilitas atau kecacatan.
Deteksi dini Talasemia, bertujuan untuk mencegah komplikasi serta untuk mengidentifikasi carrier daan penyandang Talasemia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved