Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

8 Bayi di Inggris Lahir dari Tiga Orang, Cegah Penyakit Genetik Mematikan

Thalatie K Yani
17/7/2025 06:19
8 Bayi di Inggris Lahir dari Tiga Orang, Cegah Penyakit Genetik Mematikan
Ilustrasi(freepik)

DELAPAN bayi di Inggris telah lahir sehat berkat teknik reproduksi inovatif yang menggunakan materi genetik dari tiga orang. Metode ini dirancang untuk mencegah penyakit mitokondria—kelainan genetik langka yang melemahkan organ vital dan sering berujung fatal.

Bagaimana Prosedurnya?

Teknik ini menggabungkan sel telur dan sperma dari pasangan orang tua dengan sel telur donor yang memiliki mitokondria sehat. Setelah proses pembuahan di laboratorium, inti DNA orang tua dipindahkan ke embrio donor yang sudah memiliki mitokondria normal. Hasilnya, bayi tetap mewarisi 99,9% DNA dari kedua orang tua biologisnya, dengan 0,1% sisanya berasal dari donor.

Penyakit mitokondria diwariskan hanya melalui ibu. Jika sel mitokondria rusak, tubuh kekurangan energi sehingga dapat memicu kerusakan otak, serangan kejang, gagal jantung, kebutaan, hingga kematian pada bayi baru lahir.

Harapan Baru bagi Keluarga

Salah satu ibu dari bayi perempuan yang lahir dengan teknik ini mengatakan, “Setelah bertahun-tahun penuh ketidakpastian, metode ini memberi kami harapan, dan akhirnya bayi kami lahir sehat. Kami sangat bersyukur.”

Ibu lain menambahkan, “Beban emosional karena penyakit mitokondria kini terangkat. Yang tersisa hanya harapan dan kebahagiaan.”

Di Inggris, sekitar satu dari 5.000 bayi lahir dengan penyakit ini. Tim di Newcastle Fertility Centre memperkirakan permintaan teknik ini akan mencapai 20–30 bayi per tahun.

Sejauh Mana Keberhasilannya?

Hasil penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan 22 keluarga telah menjalani prosedur ini, menghasilkan delapan bayi sehat—empat laki-laki dan empat perempuan, termasuk sepasang kembar—dan satu kehamilan yang masih berlangsung. Semua bayi lahir tanpa gejala penyakit mitokondria dan tumbuh sesuai perkembangan normal.

Ada dua kasus kesehatan ringan—epilepsi yang sembuh sendiri dan gangguan irama jantung yang berhasil ditangani. Para ahli meyakini kondisi ini tidak terkait langsung dengan mitokondria rusak, melainkan faktor lain dari proses bayi tabung.

Dalam sebagian kecil kasus, jejak mitokondria rusak masih terdeteksi (5–20%), namun tetap jauh di bawah ambang batas yang menyebabkan penyakit. Peneliti terus mempelajari cara mencegah hal ini sepenuhnya.

Perdebatan Etika

Teknik ini pertama kali dikembangkan di Universitas Newcastle lebih dari satu dekade lalu, dan Inggris menjadi negara pertama yang melegalkannya pada 2015. Namun, langkah ini sempat memicu perdebatan etika karena perubahan DNA bersifat permanen dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Sebagian pihak khawatir ini membuka jalan bagi praktik “rekayasa bayi” atau designer babies. Namun, para ilmuwan menegaskan tujuan teknik ini murni untuk mencegah penyakit mematikan, bukan untuk memodifikasi sifat fisik.

Prof. Sir Doug Turnbull dari Universitas Newcastle mengatakan, “Hanya Inggris yang mampu mewujudkan ini—karena perpaduan riset kelas dunia, regulasi yang tepat, dan dukungan NHS. Kini kita punya delapan anak bebas dari penyakit mitokondria. Ini pencapaian luar biasa.”

Harapan Bagi Masa Depan

Bagi keluarga seperti Kat Kitto, yang putrinya Poppy, 14, mengidap penyakit ini, kabar ini memberi harapan besar. Putri sulungnya, Lily, 16, kini memiliki peluang untuk mencegah penyakit tersebut menimpa generasi berikutnya.

“Ini untuk masa depan—untuk anak-anak saya, cucu saya, dan generasi selanjutnya yang bisa hidup normal,” kata Lily.

Liz Curtis, pendiri Yayasan Lily, menambahkan, “Setelah bertahun-tahun menunggu, kini kita tahu delapan bayi lahir sehat dengan teknik ini. Ini memberi harapan nyata bagi keluarga yang selama ini terjebak dalam lingkaran penyakit keturunan ini.” (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya