Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menristek Serahkan GeNose dan CePAD Kepada Menko PMK

Faustinus Nua
07/1/2021 14:40
Menristek Serahkan GeNose dan CePAD Kepada Menko PMK
Petugas mengoperasikan alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1)(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menyerahkan alat inovasi tes Covid-19 karya anak bangsa kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Jakarta.

 Alat skrining GeNose buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan CePAD buatan Universitas Padjajaran (Unpad) itu diserahkan untuk memperkuat sistem survailance dalam mempercepat penanganan Covid-19.

"Rapid test dan skiring sangat perlu pada saat ini di mana kita sangat khawatir dengan peredaran virus yang barangkali cukup cepat. Dan caranya untuk mendeteksi adalah dengan 3T dan alat-alat ini sangat cocok dengan testing dan tracing," ungkap Bambang dalam konferensi pers di Kemenko PMK, Kamis (7/1).

Baca juga: Doni Monardo: Pembatasan Tekan Kasus Covid-19 sampai 20%

Dijelaskannya, kedua inovasi anak bangsa tersebut memiliki keunggulan baik dari sisi kualitas maupun harganya. GeNose dapat mendeteksi virus hanya dengan embusan nafas. Sementara CePAD merupakan rapid test antigen yang memiliki efektivitas lebih tinggi dari pada rapid test antibodi.

Lebih lanjut, GeNose yang memperoleh izin Kemenkes pada 24 Desember 2020, saat ini dibanderol dengan harga sekitar Rp60-an juta. Alat tes cepat itu dapat digunakan hingga 100 ribu kali untuk setiap unitnya.

Sementara, CePAD pun sudah mengantongi izin sejak awal November 2020 dan saat ini sudah bisa diproduksi hingga 500 ribu unit perbulan. "Ini untuk memenuhi rapid antigen yang menjadi standar menggantikan rapid test antibodi," tambahnya.

Adapun, Menko PMK mengatakan bahwa saat ini pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukan grafik yang melandai. Baik dari segi kasus positif maupun tingkat kematian masih tetap tinggi.

"Memang angka kesembuhan kita terus naik, namun angka kematian juga belum bisa kita tekan. Sehingga berada di bawa rata-rata internasional, karena itu kita masih punya kerja keras untuk mengatasi covid-19 ini," ungkapnya.

Meski ada harapan pada vaksinasi nasional, Muhadjir tetap menegaskan pentingnya tes untuk memetakan penyebaran wabah di Tanah Air. Kedua alat tersebut pun sangat direkondasikan, lantaran tingkat akurasinya sangat tinggi di atas 90%.

Dengan adanya GeNose dan CePAD diharapkan upaya memutuskan mata rantai covid-19 bisa dilakukan secara rutin di lingkungan Kemenko PMK. Sehingga aktivitas pemerintahan bisa berjalan dengan baik. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya