Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

IDI :504 Tenaga Medis Meninggal Akibat Covid-19 Pada 2020

Ferdian Ananda Majni
02/1/2021 18:00
IDI :504 Tenaga Medis Meninggal Akibat Covid-19 Pada 2020
Tenaga medis mengenakan alat pelindung diri di kawasan Wisma Atlet Kemayoran(Antara/Wahyu Putro A)

IKATAN Dokter Indonesia mengeluarkan data terbaru terkait tenaga kesehatan yang wafat akibat Covid-19. Data yang dihimpun bersama sejumlah organisasi profesi di bidang kesehatan itu menyebutkan, sejak Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Jumlah itu terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, serta 10 tenaga laboratorium medik. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 131 dokter spesialis (7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Bahkan, sepanjang  Desember 2020 mencatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19. Angka itu naik hingga 5 kali lipat dari awal pandemi.

"Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktifitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktifitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah," kata Adib dalam keterangannya, Sabtu (2/1).

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19. 

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi dimana rasio positif Covid pada angka 29,4%," sebutnya.

Menurutnya, situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M. 

Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan. 

Baca juga : Jika Anda Positif Covid-19, Jangan Panik. Ini yang Harus Dilakukan

"Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan karena dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini, namun kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," terangnya.

Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) Ari Kusuma Januarto mengingatkan pada seluruh ibu hamil untuk mentaati protokol kesehatan, mengingat laporan ibu hamil sampai saat ini separuhnya merupakan Orang tanpa Gejala, maka sebaiknya menahan diri tidak keluar rumah demi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan. 

"Ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus serta diharap mengikuti protokol testing sesuai di fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter atau bidan menangani. Meski belum ada penelitian bahwa virus Covid dapat menular pada janin dalam kandungan, namun ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif, maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik," terangnya.

Maka dari itu lindungi keselamatan diri, lanjutnya, bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir, dan seluruh orang di sekitar Anda dengan tidak keluar rumah serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Pulungan mengingatkan bahwa Pandemi belum akan selesai dalam waktu dekat.

"Di tengah berbagai harapan dalam terobosan teknologi, kami mengingatkan semua pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, memastikan agar semua orang terutama anak tidak tertular penyakit, serta mulai mengajarkan perilaku hidup bersih sehat sejak dini semampu anak. Sedapat mungkin tetap di rumah saja dulu, karena aktivitas diluar rumah tetap memiliki risiko pajanan infeksi yang jauh lebih tinggi," jelasnya.

Dia menambahkan, skrining dan contact tracing berlaku untuk anak semua umur, sehingga pastikan agar anak dapat diketahui status infeksinya dengan metode pemeriksaan yang benar. Mari kita tetap bekerja sama menciptakan lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

"Dunia yang lebih baik untuk anak Indonesia akan tercipta melalui kerja sama kita semua," pungkas Aman Pulungan. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya