Wow, Kecombrang dan Daun Jambu Mete Hambat Replikasi Virus Korona

Suryani Wandari Putri Pertiwi
01/1/2021 15:50
Wow, Kecombrang dan Daun Jambu Mete Hambat Replikasi Virus Korona
Bunga kecombrang diekspor hingga ke mancanegara.(MI/Yoseph)

LEMBAGA Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerjasama dengan Asosiasi Profesor Indonesia (API) menyebutkan, konsumsi sayur dan rempah-rempah lokal seperti kecombrang dan daun jambu mete dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghambat replikasi virus SARS-Cov-2 penyebab covid-19.

Dr Nancy Dewi Yuliana, dosen IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian mengatakan, kedua jenis tanaman itu memiliki potensi sebagai immuno stimulant dari penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan indeks stimulasinya, terang Nancy, kedua tanaman itu mampu membantu meningkatkan aktivitas proliferasi sel limfosit.

"Analisis metabolomik berbasis GC-MS juga dilakukan untuk melihat aktivitas senyawa dalam rempah yang dapat membantu dalam menghambat replikasi virus SARS-Cov2. Hasilnya, ditemukan bahwa hampir semua senyawa dalam kecombrang dan daun jambu mete dapat menghambat replikasi virus tersebut," tegasnya.

Minyak ikan
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB University Prof Dr Sugeng Heri Suseno menambahkan, khasiat omega-3, EPA dan DHA dalam minyak ikan juga ampuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

Sayangnya, penggunaan minyak ikan sebagai suplemen kesehatan di Indonesia sendiri tergolong masih rendah. Suplemen kesehatan dari minyak ikan lebih banyak diimpor daripada diolah sendiri di Indonesia, padahal kandungan omega-3 pada ikan sarden Indonesia tergolong tinggi. Lebih tinggi daripada ikan salmon liar.

“Industri budidaya hendaknya segera memanfaatkan potensi tersebut dengan mengoptimalisasikan by product hasil perikanan tangkap. Kandungan omega-3 pada by product seperti ekor dan jeroan lebih tinggi daripada bagian tubuh ikan lainnya. Pengusaha juga perlu memperhatikan kualitas minyak ikan yang diolah agar dapat bersaing dengan negara tetangga,” ujarnya.

IPB berharap dengan internalisasi pengetahuan, perilaku masyarakat akan berubah dengan sendirinya dalam menanggapi pandemi. Hal tersebut amat krusial mengingat musim libur tahun baru sehingga risiko penularan amat tinggi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya