Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Indonesia Gandeng Tiongkok Pulihkan Pariwisata

Ihfa Firdausya
22/12/2020 07:15
Indonesia Gandeng Tiongkok Pulihkan Pariwisata
MeaMenteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsanteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan)(MI/Yoseph Pencawan)

                                                                                                                  

 

PEMERINTAH menggandeng Tiongkok dalam upaya pemulihan ekonomi pariwisata nasional, khususnya dalam pembangunan salah satu destinasi super prioritas, yakni Danau Toba di Sumatra Utara.

Saat ini, infrastruktur pendukung di Danau Toba tengah dikembangkan agar bisa jadi destinasi wisata berkelas dunia.

Seperti diketahui, upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak yang sangat dalam oleh pandemi covid-19 tengah dilakukan pemerintah. Termasuk di bidang pariwisata.

Pemerintah saat ini tengah fokus membangun lima destinasi wisata super prioritas akan menggandeng berbagai pihak, salah satunya Tiongkok.

Rencana pemerintah Indonesia yang akan menggandeng Tiongkok dalam membangun sektor pariwisata diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinvest), Luhut Binsar Panjaitan. Kerja sama itu dibahas dalam Indonesia- China Tourism and Investment Forum for 5 Keys Super Priority Tourism Destination di The Kaldera, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Jumat (18/12).

Menurutnya, Danau Toba yang menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas akan terus dikembangkan menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan membangun infrastruktur penunjang.

“Tadi saya sudah beri tahu dubesnya, mungkin kita undang dia (Tiongkok) bikin satu hotel di Sibisa (Kabupaten Toba Samosir). Mungkin bisa untuk turis-turis Tiongkok yang middle up,” cetus Luhut.

Dia mengatakan ketersediaan lahan untuk infrastruktur di Sibisa ini sudah rampung. Luasnya sendiri mencapai hampir 400 hektare. “Sekarang infrastruktur jalannya juga sudah mulai disiapkan. Kita berharap tahun depan mungkin sudah ada dua hotel yang ada di sana. Airportnya sendiri di Sibisa tadi sudah 1.650 m2. Nanti tahun depan jadi 2000 m2. Jadi seperti (pesawat) ATR, private jet sudah bisa masuk di sana,” jelasnya.

Bagi Tiongkok, Danau Toba dinilai sebagai objek wisata yang istimewa. Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menyebut Danau Toba istimewa, bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan akomodasi yang memadai dan dukungan akses yang mudah. “Danau Toba itu sangat istimewa. Kami telah melihat perkembangan infrastruktur, bandara baru, hotel baru, fasilitas turis baru berkembang di wilayah ini,” ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, Tiongkok menilai adanya potensi yang bagus untuk berinvestasi di destinasi ini. “Khususnya infrastruktur, seperti bandara, hotel, fasilitas turis seperti terjemahan bahasa Mandarin atau pelayanan. Jadi ada banyak bidang yang bisa dikerjasamakan,” jelasnya.


Figur Ketua BPODT

Tiongkok sendiri tercatat sebagai negara kedua terbesar yang menanamkan modal di Indonesia setelah Singapura. Pada paruh pertama 2020, investasi Tiongkok tercatat meningkat 9% dari US$2,2 miliar menjadi US$2,9 miliar.

Di sisi lain, kepemimpinan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menjadi salah satu perhatian Menko Marinvest Luhut dalam pengembangan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas.

Walaupun tidak terlalu banyak hal yang diungkapkannya mengenai BPODT, tetapi Luhut langsung menyinggung pokok masalah dari kinerja badan tersebut, yakni kepemimpinan.

Menurutnya, sampai sekarang pemerintah masih mencari figur pemimpin BPODT yang akan menggantikan Ketua BPODT saat ini, Arie Prasetyo.

Ia pun meminta berbagai elemen masyarakat, khususnya yang berada di Sumut, untuk membantu pemerintah mencari figur yang tepat. “Kalau ada, orang Batak yang agak paten untuk bisa jadi ketua. Banyak aspirasi yang mengatakan, masak orang Batak gak bisa ngurus orang Batak,” ungkapnya.

Luhut sendiri mengatakan dirinya lebih menginginkan figur yang menjadi Ketua Otorita Danau Toba berasal dari kalangan muda yang berpendidikan baik. Di sisi lain, katanya, anak muda itu harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di sektor pariwisata.

BPODT diyakini akan menjadi salah satu penentu pengembangan pariwisata Danau Toba. Terlebih saat ini, BPODT juga sudah memiliki kawasan wisata khusus di dataran tinggi Sibisa, yang didahului dengan keberadaan The Kaldera.

Beberapa pengusaha juga disebut telah berencana membangun hotel di kawasan ini. Namun, pembangunan tersebut masih tertunda untuk sementara karena pandemi covid-19. Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Marinvest tengah memprioritaskan lima destinasi utama pariwisata, yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Likupang.

Melalui forum Indonesia- China Tourism and Investment Forum for 5 Keys Super Priority Tourism Destination, Indonesia memperkenalkan keistimewaan dan keunikan berbagai kawasan destinasi di Indonesia.

Hal tersebut diharapkan dapat menarik investasi sehingga percepatan pengembangan Sumber Pendapatan Daerah (SPD) dapat dilakukan guna menumbuhkan perekonomian Indonesia. (Ifa/YP/S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya