Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Antisipasi Penularan Covid-19 dari Bahan Pangan Beku

Ferdian Ananda Majni
16/12/2020 20:21
Antisipasi Penularan Covid-19 dari Bahan Pangan Beku
.(ANTARA/Audy Alwi)

COVID-19 ditemukan pada makanan impor atau frozen food di County Central Tiongkok, tepatnya kemasan udang yang dibekukan dari Amerika Selatan. Ini menyebabkan otoritas bea cukai Tiongkok menolak produk perikanan Indonesia karena ada kemasan dari luar yang terkontaminasi covid-19.

Menanggapi perihal itu, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (Ahli Virologi) Kementerian Pertanian RI Indi Dharmayanti menjelaskan pada dasarnya foodborne disease transmision yang disebabkan oleh virus melalui tiga jalur, yakni water processing yang terkontaminasi, hand hygiene yang buruk, dan bahan makanan dari penyakit zoonosis.

"Jadi foodborne disease umum sekali, disebabkan oleh bakterial atau virus. Jadi tidak hanya covid-19. Berkaca dari pengalaman kita, misal flu burung, memang itu akibat virus yang berasal dari pasar tradisional," kata Indi, Rabu (16/12), dalam diskusi secara virtual mengenai Validasi Penularan Covid-19 melalui Bahan Pangan Beku: Sumber Penyebab Penularan Covid-19 Baru?  

Karena itu, ada 21 titik penting yang telah diindentifikasi sehingga diketahui sumber terkontaminasi dari virus di lingkungannya dan beralih kepada manusia. "Sepanjang perjalanan kita pada HPAI A (H5N1), ada beberapa kasus yang diduga suspek dari kontaminasi itu. Tapi sebagian besar sampel diketahui dari lingkungan. Bahan itu hanya 10% yang diperoleh. Ketika ditumbuhkan dalam laboratorium, sangat lambat berkembang," sebutnya.

Terkait covid-19, dari 9-10 kasus yang terjadi di Tiongkok hanya satu yang bisa ditumbuhkan berasal dari ikan kod. Karenanya, penularan kepada manusia ditemukan terkontaminasi dari ikan tersebut.

Untuk covid-19 di pertanian, pihaknya tidak membutuhkan waktu lama dalam mitigasi risiko. Ini karena ada proses selektif dengan certificate of health. "Kita bisa diterima di Jepang dan sebaliknya," terangnya.

Plt Kepala Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Muhammad Karyana menyebut isu kontaminasi bahan pangan beku selama pandemi covid-19 diketahui sejak Agustus lalu. Pihaknya terus bekerja sama dengan BPOM dalam pembinaan dan pengawasan, khususnya pangan beku.

Syukurnya kita memiliki fasilitas Lab BSL 3. Laboratorium ini mampu memastikan ada tidaknya virus di pangan beku.

"Jadi kita mengecek apakah virus yang kita duga (pangan beku) ada atau tidak. Di BSL bisa dilakukan kultur virusnya," sebutnya. Sejauh ini, kata Karyana, pihaknya belum memperoleh konfirmasi adanya kontaminasi bahan pangan beku dengan covid-19. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya