Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Rumah Sakit Jangan Dulu Promosi Vaksinasi Covid-19

Andhika Prasetyo
16/12/2020 02:45
Rumah Sakit Jangan Dulu Promosi Vaksinasi Covid-19
Vaksin Sinovac(AFP/NELSON ALMEIDA)

RUMAH-RUMAH sakit di minta untuk tidak melakukan promosi program vaksinasi lebih dulu sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah. Promosi terlalu dini dapat menimbulkan kesimpangsiuran informasi yang akhirnya membuat masyarakat bingung.

“Saat ini pemerintah sedang mengkaji berbagai hal teknis terkait program vaksinasi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, kemarin.

Ia juga menyatakan pemerintah saat ini tengah menyusun peta jalan atau roadmap yang isinya menjelaskan mekanisme pelaksanaan vaksinasi covid-19 secara menyeluruh.

Terkait kelompok prioritas penerima vaksin di Indonesia, lanjut Wiku, masih dalam tahapan fi nalisasi.

“Merujuk kepada pernyataan Menkes terakhir bahwa yang diprioritaskan ialah tenaga kesehatan dan asisten, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memperluas subpopulasi penerima,” tambahnya.

Wiku menambahkan, selama menunggu vaksinasi, masyarakat tetap mematuhi 3M mencakup memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) sehingga kepatuhan terhadap 3M menjadi metode pencegahan penularan covid-19.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Oscar Primadi, mengatakan pemerintah telah menyiapkan ribuan sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi vaksinator covid-19. Per 5 Desember 2020, sebanyak 12.408 orang yang tersebar di 21 provinsi telah dilatih menjadi vaksinator.

Sementara itu, workshop penyiapan tenaga vaksinator juga telah dilangsungkan yang melibatkan 29.635 orang di 34 provinsi. Ia meyakini vaksinasi nasional akan berjalan lancar.

“Kesiapan-kesiapan itu kita jaga. Dari sisi jumlah, dari sisi proporsional, semua provinsi akan tercakup. Untuk modul pelatihannya, kita adaptasi dalam bentuk virtual,” tambah Oscar dalam keterangan tertulis.

Sebagian besar daerah, lanjutnya, siap melaksanakan vaksinasi covid-19. Beberapa wilayah pun telah menggelar simulasi, salah satu Kota Bogor yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Puskesmas Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Selain SDM, pemerintah juga telah menyiapkan alat pelindung diri (APD) yang akan dikenakan seluruh vaksinator. Pemerintah juga menyediakan rantai dingin atau cold chain dan logistik pendukung.

 

Mudah dimengerti

Oscar meminta sosialisasi vaksinasi covid-19 harus gencar dilakukan untuk menyukseskan program vaksinasi nasional pada 2021. Namun, ujarnya, sosialisasi juga harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.

“Sosialisasi yang tepat akan memberi pemahaman yang baik bagi masyarakat. Informasi yang benar tentang vaksin harus sampai hingga ke daerah-daerah,” katanya lagi.

Oscar memperbolehkan petugas dinas kesehatan hingga puskesmas menggunakan bahasa daerah masingmasing. Tujuannya ialah agar pesan yang diberikan dapat dimengerti.

“Penyampaian pesan tidak harus menggunakan bahasa yang rumit dan susah dimengerti. Kalau bisa bersifat kearifan lokal (local wisdom), bahasabahasa daerah yang bisa disampaikan kepada masyarakat, akan lebih baik,” ujarnya.

Menurut Oscar, untuk sosialisasi vaksin, Kemenkes sudah membuat buku panduan. Buku itu berisi tahapan-tahapan vaksinasi hingga manfaat kesehatan dari vaksin.

“Yang tak kalah penting lagi untuk dikomunikasikan ke masyarakat ialah efektivitas vaksin. Karena vaksin yang efektif tentunya untuk melindungi individu-individu dan juga masyarakat dari penularan terhadap penyakit,” pungkasnya. (Fer/Medcom.id/X-7)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya