Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Vaksin dan 3M, Paket Lengkap Proteksi Kesehatan Masyarakat

Ferdian Ananda Majni
03/12/2020 21:26
Vaksin dan 3M, Paket Lengkap Proteksi Kesehatan Masyarakat
ilustrasi: mural imbauan covid-19(ANTARA FOTO/Suwandy)

DINAMIKA akibat pandemi covid-19 dirasakan oleh seluruh bangsa di dunia, bukan hanya Indonesia saja. Oleh karena itu, Pemerintah dan masyarakat perlu bahu membahu untuk mencegah penularan covid-19 agar tidak meluas dan terkendali.

Pemerintah terus berupaya untuk menjaga kesehatan masyarakat dan secepatnya mendatangkan vaksin covid-19. Kendati begitu, menurut pendapat berbagai ahli di bidang kesehatan, masyarakat tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).

Ahli Epidemiologi FKM UI dr Syahrizal Syarif menerangkan dalam amatan Mei 2020, sudah ada 80% negara-negara yang wabahnya dalam kondisi terkendali dan 20% fluktuatif. Namun hari ini angkanya berbeda, kondisi wabah fluktuatif menjadi 64% artinya bukan Indonesia saja tapi dunia pun sedang fluktuatif.

"Saya kira vaksin-vaksin yang sudah melakukan uji klinik fase III ini merupakan berita baik, karena memberikan harapan agar kita bisa keluar atau paling tidak berada dalam situasi covid-19 ini tidak jadi masalah bagi kesehatan masyarakat," kata Syahrizal dalam acara Dialog Produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19 yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (3/12).

Baca juga: Kemenristek Siapkan Rp300 M untuk Pengembangan Vaksin Merah Putih

Dari sisi kesehatan masyarakat, Syahrizal mengatakan vaksin sebenarnya adalah intervensi kesehatan terbaik di abad ke-20. Jadi dari semua intervensi kesehatan, vaksin yang terbukti mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan.

"Saya kira perlu untuk meyakinkan masyarakat agar menerima vaksin covid-19. Ini tidak mudah sehingga perlu contoh dari tokoh-tokoh masyarakat," terangnya.

Selain itu, dalam situasi menunggu vaksin, bahkan nanti setelah masyarakat mendapatkan vaksin sekalipun, tetap perlu untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M.

“Karena vaksin ini pasti pemberiannya bertahap, munculnya kekebalan kelompok di masyarakat juga bertahap," tukasnya.

Protokol kesehatan kerap diabaikan oleh masyarakat, terutama dalam menjalankan 3M sebagai satu paket lengkap. Survei UNICEF bersama AC Nielsen pada 6 kota besar di Indonesia beberapa waktu lalu, menunjukkan perilaku menjaga jarak kerap terabaikan.

Hasil survei tersebut menunjukkan perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Apabila perilaku ini bisa konsisten dilakukan masyarakat, maka diyakini akan menekan rantai penularan covid-19 secara signifikan. Kedatangan vaksin akan menjadi pelengkap bagi proteksi kesehatan masyarakat yang paripurna.

Pernyataan dr Syahrial soal vaksin merupakan berita baik bagi semua orang didukung pengusaha travel, Theodorus Jodimarlo. Usahanya terdampak secara ekonomi dan kini menyambut baik berita adanya vaksin. Dengan vaksin, ia berharap ekonomi bisa kembali pulih.

"Kami khususnya di dunia pariwisata sudah cukup menderita, hampir lebih dari 9 bulan lamanya tidak ada pemasukan. Vaksin jadi angin segar bagi kami karena industri pariwisata yang paling pertama terdampak dan yang paling terakhir sembuh," ucap Theodorus.

Sembari menunggu program vaksinasi, Theodorus berpesan masyarakat agar tetap produktif.

“Meski tidak menjalani aktivitas seperti biasanya namun setidaknya ada hal baru yang bisa dipelajari. Tentunya kita dukung program pemerintah agar nanti saat kita bisa keluar seperti dulu lagi, kita bisa keluar dengan lega tanpa ketakutan lagi," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya