Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

FK UKI Berkomitmen dalam Program Pencegahan Beban Ganda Malnutrisi

Mediaindonesia.com
01/12/2020 12:20
FK UKI Berkomitmen dalam Program Pencegahan Beban Ganda Malnutrisi
FK UKI menggelar webinar dengan tema ‘Strategy and Innovation of Striving Double Burden Malnutrition in the Pandemic Era in Indonesia’.(Ist)

PARA para ilmuwan dan ahli gizi di dunia mengatakan saat ini masalah yang dihadapi adalah malnutrisi  menyebabkan stunting dan juga ada permasalahan obesitas atau kegemukan.

Hal tersebut disampaikan Dr. Sudung Nainggolan, MHSc , selaku ketua penyelenggara Webinar Internasional Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Dalam webinar dengan tema ‘Strategy and Innovation of Striving Double Burden Malnutrition in the Pandemic Era in Indonesia’, yang diselenggarakan secara daring pada 26–27 November 2020, Dr.Sudung mengatakan,"UKI berkomitmen bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang, melakukan pendampingan program pencegahan dan penanggulangan stunting di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.” 

Dr. Sudung yang merupakan akademisi FK UKI ini menjelaskan bahwa stunting adalah keadaan gagal tumbuh kembang anak yang terjadi sejak 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), yaitu sejak dalam kandungan sampai anak usia 24 bulan.

"Anak stunting selain fisik lebih pendek dari umurnya, juga kecerdasannya kurang berkembang dibanding dengan anak-anak normal yang tidak stunting. Selain itu anak stunting cenderung lebih mudah sakit sehingga tidak produktif," jelasnya.

Oleh karena sejak dalam kandungan telah terjadi berbagai gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh dan sistem metabolisme, anak stunting juga cenderung pada usia dewasa lebih mudah menjadi gemuk dan obes.

"Anak-anak ini juga berisiko tinggi menderita penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan kanker," tuturnya.

Saat ini Fakultas Kedokteran UKI memiliki Stunting Center yang melayani konseling masyarakat dan peneliti-peneliti yang ingin mencari informasi lengkap tentang stunting.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menunjuk FK UKI menjadi salah satu dari 17 universitas menjadi pendamping pemerintah kabupatendalam penanggulangan stunting.

Sementera itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah Sekretariat Wakil Presiden menetapkan 100 kabupaten prioritas penanggulangan stunting di mana setiap kabupaten ditetapkan 10 Desa.

“FK UKI mendampingi 10 desa di Kabupaten Sumedang. Setelah dua tahun UKI hadir, saat ini terjadi penurunan prevalensi stuntingdari semula 40,10% menjadi 11,27% di 10 desa Kabupaten Sumedang," ujar dosen dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakaty/Kedokteran Komunitas FK UKI.

"Selain melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan berbagai penelitian, dokter muda kami kerahkan untuk tinggal (live-in) di antara masyarakat Sumedang. Dokter muda FK UKI mengedukasi masyarakat tentang stunting yang menghambat pertumbuhan dan kecerdasan anak bangsa," kata Dr.Sudung.

Dalam rangka penanggulangan stunting, ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu intervensi gizi spesifik.Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui anak usia 0-6 bulan dan 7-24 bulan.

Pendekatan kedua adalah intervensi gizi sensitive yang merupakan upaya pencegahan dan mengurangi masalah gizi secara tidak langsung. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor non–kesehatan dan melibatkan beberapa kementerian di Indonesiadan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. .

Di webinar internasional, FK UKI juga menghadirkan secara virtual pembicara dari luar negeri seperti Prof. Barry Michael Popkin dari University of North Carolina, USA yang merupakan pakar stunting dan obesitas. Lalu ada Prof. Koen Venema dari Belanda bersama Prof. Ingrid Surono yang ahli di bidang mikro nutrisi.

"Pakar dari dalam negeri ada Prof. Endang Achadi FKMUI, Prof. A. Razak Thaha FKM Unhas,Prof. Fasli Jalal Rektor Universitas YARSI, Prof. (Em) Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD dariKetua Koalisi Fortifikasi Indonesia, “ tutur Dr.Sudung.

Tak hanya itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Kirana Pritasari, MQIH juga tampil sebagai pembicara. 

Akademisi FK UKI, Prof. (Em) Soekirman menjelaskan tentang fortifikasi yakni satu upaya meningkatkan nilai gizi suatu atau beberapa jenis makanan dengan menambahkan satu atau beberapa zat gizi tertentu dengan teknologi industri pangan.

“Tujuan utama fortifikasi pangan adalah menolong rakyat miskin yang kekurangan zat gizi mikro. Zat gizi yang ditambahkan disesuaikan dengan masalah kurang gizi mikro yang ditentukan oleh pemerintah," kata Prof.Soekirman.

"Kita dapat melakukan upaya mengatasi kelaparan tersembunyi dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas kerja kelompok masyarakat miskin melalui perbaikan nilai gizi makanan sehari-hari yang tidak seimbang menjadi seimbang, melalui makanan dan non makanan, “ para Prof.Soekirman dari Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan di Indonesia.

Tayangan lengkap webinar Internasional dapat dilihat di channel Youtube Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, https://www.youtube.com/watch?v=rhtoxAHE8zI. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya