Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

FT Unsika Kembangkan Tepung Terubuk

Cikwan Suwandi
25/11/2020 17:55
FT Unsika Kembangkan Tepung Terubuk
FT Unsika mengembangkan tepung terubuk yang merupakan tanaman khas Asia Tenggara.(MI/Cikwan Suwandi)


TIM Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengembangkan inovasi tepung terubuk.

Terubuk merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Sayuran dengan nama latin Saccharum edule Hasskarl tersebut tumbuh subur di Karawang bagian selatan dengan ketinggian 300 sampai dengan 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di Karawang, terubuk menjadi sayuran indigenous atau sayuran yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu serya berkembang lama dan dikenal masyarakat suatu daerah tertentu.

"Kami melihat potensi Terubuk sangat besar. Makanya, kami akan memfokuskan untuk membantu permasalahan yang dihadapi kelompok usaha pengolah terubuk," kata Ratna Dewi Anjani, Ketua PKMS Fakultas Teknik Unsika, Rabu (25/11).

Anjani menjelaskan permintaan terubuk di Karawang mencapai 2 hingga 4 ton perhari. Hal tersebut menjadi potensi sangat besar untuk pengembangan terubuk.

Tim PKMS tersebut terdiri dari Ratna Dewi Anjani, Arnisa Stefanie, dan Farradina Choria Suci melaksanakan serangkaian pendampingan  di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri Desa Cintawargi, Tegalwaru. "Kelompok ini yang paling fokus untuk mengembangkan terubuk," ungkapnya.

Untuk membuat tepung dari terubuk, mereka melakukan proses pengeringan dengan suhu dan waktu yang sesuai dan terbukti efektif untuk menurunkan kadar air pada terubuk. "Perlakuan dengan proses blanching mampu mengurangi browning pada tepung terubuk yang dihasilkan," jelasnya.

Tak hanya itu, KWT Mandiri juga dibekali materi perencanaan manajemen keuangan pada proses produksi berupa perhitungan Break Even Point (BEP) dan perhitungan profit usaha dengan Return on Investment (RoI), serta pemasaran produk berbasis smart marketing.

"Mereka juga kita bantu bagaimana melakukan pemasaran dan manajeman keuangan," katanya.

Program PKMS merupakan program yang didanai dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia.

"Tentunya kami juga menghibahkan alat-alat pengolahan berupa mesin pembuat tepung, oven, sealer," katanya.(OL-13)

Baca Juga: Satgas Covid Sikka Minta KBM dan Pesta Dihentikan Dulu



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik