Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
STATUS Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) kini menjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN). Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia di bidang siber dan sandi bagi BSSN dan kementerian/lembaga lain.
Itu disampaikan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian pada Selasa (24/11) saat meresmikan Poltek SSN sekaligus wisuda Sarjana Terapan Poltek SSN yang diselenggarakan di Auditorium Kantor BSSN. Perubahan status tersebut melalui pertimbangan Kepala BSSN pada Peraturan BSSN Nomor 12 Tahun 2019.
Perubahan menjadi Poltek SSN juga berdasarkan surat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 03/M/I/2018 dan berdasarkan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/1007/M.KT.01/2019.
"Dinamika dan tantangan dunia siber mendorong Politeknik Siber dan Sandi Negara untuk terus mencetak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan profesionalitas di bidang persandian dan keamanan informasi," ujar Hinsa. Poltek SSN juga menjawab kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi di bidang siber dan sandi bagi BSSN serta kementerian/lembaga lain.
Direktur Poltek SSN Christyanto Noviantoro mengatakan saat ini data menjadi aset yang jauh lebih berharga dari pada uang. "Tindak kejahatan di dunia maya, secara umum menyasar pada data pribadi, keluarga, perusahaan, hingga sektor pemerintah," tuturnya.
Selain itu, Poltek SSN mempersiapkan generasi yang siap untuk menghadapi tantangan masa depan. Harapannya, mereka dapat memenuhi kebutuhan rasa aman dari ancaman dunia maya.
Sejarah panjang pembentukan Poltek SSN menjadikannya sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam persandian dan keamanan siber. Poltek SSN mempersiapkan generasi kelas dunia yang siap menjawab tantangan global demi terwujudnya kedaulatan dunia siber di Indonesia.
Dengan slogan Disiplin, Belajar Cerdas, Berjiwa Pancasila, Poltek SSN akan selalu mencetak generasi-generasi yang disiplin, cerdas, dan memiliki karakter dan jiwa Pancasila demi menjaga kedaulatan dunia siber di Indonesia. Christyanto mengatakan pada tahun-tahun mendatang, dinamika dan tantangan dunia siber tidak akan menurun justru akan terus meningkat, sehingga pihaknya selalu berupaya dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan untuk menjawab tantangan tersebut.
Selama masa pendidikan, taruna-taruni Poltek SSN secara penuh ditanggung oleh negara. Setelah menjalani masa pendidikan 4 tahun, seluruh lulusan Poltek SSN akan langsung bekerja di BSSN.
Sistem seleksinya berupa tes bertahap yang menggunakan sistem gugur tiap tahap. Poltek SSN mewajibkan tarunanya tinggal di asrama selama mengikuti pendidikan dengan wajib mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan sedemikian rupa guna melatih pembentukan karakter dan disiplin taruna.
Kegiatan pendidikan meliputi bidang akademik dan bidang pengasuhan yang diselenggarakan secara seimbang, berkesinambungan, dan saling mendukung dengan berpedoman pada tujuan pendidikan. Pendidikan dilaksanakan dengan sistem paket dimana evaluasi pendidikan dilaksanakan setiap semester melalui ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), serta di setiap semester digunakan sistem gugur (drop out). (RO/OL-14)
Selain aksi militer konvensional, perang Iran-Israel kini telah merambah ranah digital, bank menjadi salah satu target serangan.
Kaspersky menemukan 251.931 upaya pengiriman malware atau file berbahaya yang disamarkan dengan nama-nama judul anime.
Fokus ancaman global telah bergeser dari medan perang fisik menuju ruang digital. Serangan siber kini tidak lagi terbatas pada pembobolan data atau gangguan terhadap sistem keuangan semata.
Pada 2024 saja, Kaspersky mendeteksi dan mencegah hampir 50 juta serangan malware pada perangkat yang menargetkan bisnis di Asia Tenggara (SEA).
Laporan terbaru menunjukkan bahwa durasi rata-rata serangan siber jangka panjang, diukur dalam median hari, adalah selama 253 hari yang mengejutkan.
Pada 2024, Indonesia menghadapi sekitar 2,5 miliar serangan siber. Ini menunjukkan peningkatan 619,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved