Ada 400 Daerah Tidak Perbarui Data Penerima Bansos Selama 5 Tahun

Arnoldus Dhae
17/11/2020 08:50
Ada 400 Daerah Tidak Perbarui Data Penerima Bansos  Selama 5 Tahun
Menteri Sosial Juliari Batubara (tengah) saat memberikan bantuan sosial tunai bekerja sama dengan PT Pos Indonesia di Kabupaten Karawang.(MI/Cikwan Suwandi)

MENTERI Sosial Juliari Batubara menginginkan adanya pembaruan data penerima manfaat. Ia melihat banyak daerah kabupaten/koya tidak melaksanakan pembaruan data terpadu kesejahteraan Sosial (DTKS). Sejauh ini ada sekitar 400-an kabupaten/kota yang tidak memperbarui data selama lima tahun. Akibatnya penerima bantuan sosial tidak mengalami perubahan dan hanya berkutat pada kelompok orang miskin yang itu-itu saja. 

"Jangan pelihara keluarga itu-itu saja yang dapat bantuan. Jangan karena ada kuota," kata Mensos saat memberi arahan melalui video conference dalam kegiatan Pertemuan Pengendalian Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Penanganan Fakir Miskin, di Denpasar, Bali, Senin (16/11) malam. 

Menurutnya, pemberian bantuan harus memenuhi prinsip keadilan. Saat ini, ada banyak orang di luar yang layak menerima Bansos, namun karena persoalan pendataan mereka tidak menerima Bansos.

"Kita jangan pelihara orang miskin. Kita kasih kandang itu-itu saja," ujarnya.

Sejauh ini beberapa bansos yang sudah disalurkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) antara lain program Sembako yang dahulu bernama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi yang terdampak penyebaran virus korona (Covid-19).

Untuk melakukan perbaikan data, ia mengatakan, pemerintah akan melakukan terobosan pada 2021. Data sekitar 15 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang saat ini telah menerima Program Sembako akan diperiksa ulang. 

"Saya minta pada dirjen-dirjen agar dilihat lagi data penerima BPNT. Jangan sampai yang sudah terlalu lama dari zaman raskin, rastra, masih terima terus," katanya.

Kemensos juga akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar daerah-daerah yang tidak melakukan pembaruan (up date) data kemiskinan mendapat pengurangan dana-dana yang sifatnya dari pusat. Menurutnya, tindakan ini bukanlah ancaman, tetapi sebaliknya untuk memberi motovasi kepada daerah.

"Tahun depan akan ada pemutakhiran DTKS. Akan banyak stok keluarga yang kita bantu, jadi gak ada alasan itu-itu saja yang kita bantu," ujarnya.

baca juga: Beras Bansos PKH Berkualitas Baik 

Pendataan nasional akan mencakup 41 juta keluarga, naik dari saat ini sebesar 29 juta keluarga. Sementara itu, Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Asep Sasa Purnama menambahkan, rencana perbaikan data pada 2021 harus dianggap sebagai momentum berharga bagi daerah. 

"Maka manfaatkan ini menjadi momentum untuk meng-up date data. Kalau sudah tidak miskin, harusnya kemiskinan sudah bisa dieliminir," lanjut Mensos.

Saat ini, penerima manfaat mendapat bantuan sebesar Rp 200.000 setiap bulan. Menurut Asep, bantuan yang diberikan kepada orang miskin sangat berharga. Dengan uang sebesar itu, mereka bisa beli beras untuk kecukupan pangan selama satu bulan. 

"Mereka juga bisa beli telur untuk membantu pengurangan stunting," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya