Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Flores Timur Menuju Zero Blank Spot

Mediaindonesia.com
16/11/2020 08:00
Flores Timur Menuju Zero Blank Spot
Pelajar melintas di samping satelit bantuan Bakti Kominfo di SD Inpres Lewokoli, Desa Aran sina, tanjung bunga, Flores Timur, NTT.(MI/Sumaryanto Bronto)

   

EKSPEDISI Bakti untuk Negeri di Nusa Tenggara mencapai Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kecamatan Larantuka. Untuk mencapai ibu kota Kabupaten Flores Timur ini, tim ekspedisi harus menempuh 15 jam perjalanan laut dari Pelabuhan Bolok, Kupang.

Pertama, tim singgah di Desa Leraboleng untuk melihat konektivitas internet di sana. Di desa itu, jaringan internet masih terbatas. Padahal, koneksi internet dibutuhkan, misalnya untuk pemasaran produk unggulan Flores Timur yakni kopi.

Desa Leraboleng merupakan salah satu penghasil kopi robusta khas Flores Timur yang dikenal dengan nama kopi leworok. Melalui kelompok unit usaha kopi leworok yang dibentuk Yosef Lawe Oyan, saat ini penghasilan petani kopi di sana mencapai Rp30 juta per hektare.

Yosef mengatakan sebenarnya dia sudah menggunakan media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk memasarkan produk kopi leworok. Namun, keterbatasan jaringan internet memaksanya harus mencari sinyal internet hingga ke kota untuk dapat mengaksesnya.

"Ketika produksinya banyak, saya harus ke Larantuka di pusat kota untuk mencari sinyal bagus. Kalau memang mendesak, dalam satu hari saya bisa tiga empat kali ke tempat yang sinyalnya bagus," ungkapnya.

Dari Desa Leraboleng, tim bergerak ke Desa Aransina di Kecamatan Tanjung Bunga. Di daerah yang memiliki topografi berbukit ini, jaringan internet bahkan nihil sama sekali.

Satu-satunya sumber jaringan internet di Desa Aransina dan sekitarnya yakni di SD Inpres Lewokoli, Desa Aransina. Di sini terdapat satelit bantuan Bakti Kominfo yang dipasang pada 2020.

"Sebelum ada internet (dari satelit Bakti), kami jalan kaki kurang lebih 2 jam ke tempat (adanya) sinyal," tutur Kepala SD Inpres Lewokoli, Carolus Dagang.

Di masa pandemi ini, internet sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan aktivitas belajar mengajar sehingga pertemuan tatap muka langsung dapat dikurangi.

Karena merupakan satu-satunya sumber internet, SD ini juga sering kali dijadikan kantor darurat bagi perangkat desa yang membutuhkan akses internet. Termasuk perangkat desa di sekitar Desa Aransina.

"Kami harus menempuh kurang lebih 7,5 km untuk datang ke sini, menggunakan sinyal di sini, untuk mengakses informasi dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan administrasi desa," kata Kepala Desa Latonliwo, Agustinus Lebunga.

Sekdis Kominfo Flores Timur Yan Hurint menyebutkan sejak tiga tahun terakhir pemerintah melalui Bakti Kominfo terus menyasar wilayah-wilayah blank spot di Flores Timur dengan menghadirkan satelit internet. Saat ini sisa blank spot di wilayah ini adalah 39 titik.

"Flores Timur terdiri dari 3 pulau besar dengan topografi berbukit dan bergunung sehingga banyak daerah yang blank spot. Sejak 2017 sampai 2020 ini kita dapat bantuan dari Kementerian Kominfo pusat melalui Bakti, ada 5 BTS dan 58 VSAT untuk membantu di daerah-daerah yang blankspot tadi," kata Yan. (Ifa/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya