Internet di Poso Maksimalkan Perekonomian dan Pariwisata

Mediaindonesia.com
13/11/2020 08:00
Internet di Poso Maksimalkan Perekonomian dan Pariwisata
Pengusaha rumahan sekaligus pendiri “Kopi Poso”, Rizal Musafir saat menunjukan prodük kemasan “Kopi Poso” di Poso, Sulawesi Tengah.(Metro TV/Yerimia Leo)

   

EKSPEDISI Bakti untuk Negeri wilayah Sulawesi kali ini menyambangi Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Tim ekspedisi melihat bagaimana Poso terus berupaya menjadi kota yang ramah internet di ruang publik dan transparan dalam pengelolaan administrasi.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Poso Markamla Lasimpala, pembangunan jaringan internet di Kabupaten Poso menjadi suatu keniscayaan. Hal ini mengingat topografi di wilayah ini yang cukup berat sehingga menyulitkan berbagai akses antarwilayah.

“Dari 19 kecamatan, ada 6 kecamatan yang jarak tempuhnya dari ibu kota kabupaten bisa mencapai 4-5 jam perjalanan. Sebenarnya bukan jauh tetapi kondisi jalannya harus melewati perbukitan, gunung, baru bisa sampai. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang mendukung agar jaringan telekomunikasi dikembangkan di sini,” kata Markamla.

Saat ini, ketersediaan internet di ruang terbuka publik menandakan ke­siapan Poso menjadi kota perlin­tasan yang aman dan nyaman bagi siapa saja yang berkunjung ke sini.

Selain itu, ketersediaan sinyal internet yang baik juga sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar khususnya di tengah pandemi covid-19. Seperti daerah lainnya, di Poso juga pembelajaran dise­lenggarakan secara daring semasa pandemi.

Walaupun sinyal internet sudah baik, kendala lain juga dihadapi dalam proses belajar mengajar di Poso. Kepala Sekolah SDN 17 Poso, Poniem Sastrodiharjdo, mencontohkan bahwa selain metode daring, proses belajar mengajar di sekolahnya juga masih menerapkan sistem luring (luar jaringan).

“Karena ada anak-anak (yang orangtuanya) belum mempunyai HP Android. Jadi guru terjun langsung ke rumah masing-masing anak,” ungkapnya.

Tidak hanya di sektor pendidikan, ketersediaan internet di Poso juga berperan di sektor ekonomi masyarakat. Rizal Musafir misalnya, seorang pengusaha rumahan yang memproduksi kopi Poso, juga mengaku terbantu dengan tersedianya jaringan internet.

“Dengan sudah adanya teknologi (internet) tadi, sudah tidak susah untuk mencari informasi sehingga setiap ada kendala saya langsung browsing saja kira-kira bagaimana untuk meningkatkan kualitas kopi,” katanya.

Rizal melihat bahwa kopi Poso cukup potensial untuk bisa dikenal lebih luas di Indonesia. Dia menggerakkan pemuda di daerahnya untuk mengolah hasil panen kopi robusta milik para petani kopi di Poso.

Untuk meningkatkan penjualan, Rizal dan istrinya memaksimalkan penggunaan teknologi internet melalui media sosial sebagai sarana promosi dan pemasaran.

Manfaat jaringan internet juga dirasakan pemilik usaha rumah makan Dapur Mama Feng, Ilona. Rumah makan yang terletak di Kecamatan Tentena, Kabupaten Poso, ini sempat mengalami penurunan omzet di awal masa pandemi.

“Untungnya di sini internetnya bagus. Melalui sosial media, kami posting di FacebookInstagram, dan Whatsapp. Orang tinggal pesan dan diantar langsung ke rumah,” kata Ilona.

Dari situ, tim ekspedisi bergerak ke Kecamatan Lore Selatan, berjarak 2 jam dari Kecamatan Tentena. Tim bertemu Duta Pariwisata Poso, Andini Gracia Yomba, di situs megalitikum Palindo, salah satu destinasi pariwisata andalan di Poso. (Ifa/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya