Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pendekatan Agama Bisa Jaga Kelestarian Alam

Mediaindonesia.com
04/11/2020 21:35
Pendekatan Agama Bisa Jaga Kelestarian Alam
Talkshow virtual Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H yang diselenggarakan oleh Pusat Pengajian Islam (PPI) Unas.(Istimewa)

PENDEKATAN agama perlu dilakukan untuk mengajak masyarakat peduli pada lingkungan. Sebab pendekatan ilmiah saja tak cukup mendorong manusia serta banyak negara untuk menjaga kelestarian alam.

"Pendekatan agama khususnya Islam kini menjadi pendekatan yang makin banyak digali dan dikembangkan. Ajaran Islam yang menekankan tentang keseimbangan dan keberlanjutan sejalan dengan inisiatif Sustainable Development Goals, yakni, tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan harus sejalan beriringan dan memberikan manfaat pada semua makhluk hidup,” ungkap Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLHSDA) MUI Dr Hayu S Prabowo dalam talkshow virtual Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H yang diselenggarakan oleh Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (Unas), bekerja sama dengan LPLHSDA MUI, kemarin.

Karena itu, menurut Hayu, upaya diseminasi dan sosialisasi fatwa itu perlu terus digalakkan oleh seluruh pihak agar menimbulkan kesadaran. Jika merusak alam sesungguhnya bertentangan dengan nilai agama. Sebab akan membawa petaka bagi umat manusia di kemudian hari.

Ketua PPI Unas Dr Fachruddin Mangunjaya menerangkan selama perjalanan dakwahnya, Rasulullah SAW telah meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk menjaga keseimbangan alam. Mulai dari pengaturan tata ruang hidup yang dikenal dengan hima atau kawasan konservasi habitat untuk satwa dan tumbuh-tumbuhan, anjuran untuk menanam pohon, dan mencontohkan kepada sahabatnya untuk melindungi makhluk hidup.

"Rasulullah SAW juga mengajarkan jenis-jenis hewan apa saja yang dapat dikonsumsi atau dipelihara manusia. Kemudian, itu menjadi kajian para fuqaha mengenai etika manusia dalam memperlakukan hewan serta makhluk hidup lainnya,” ujar Fachruddin.

Dosen Sekolah Pascasarjana Unas itu melanjutkan risalah ini jadi amat relevan bagi Indonesia, negara yang mencakup 1,3% dari luas daratan dunia dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Karena itu, kehadiran satwa atau kehidupan liar di muka bumi amat penting.

"Kehadiran mereka dapat membantu bahkan melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh teknologi manusia seperti penyerbukan dan penyebaran biji-bijian di hutan," tambah Fachruddin.

Baca Juga: Legenda Danau Koliheret Bikin Warga Sikka Patuhi Adat

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Drh Indra Exploitasia M.Si menyampaikan kekayaan alam seperti satwa dan tumbuhan merupakan aset berharga bagi negara. Itu sebabnya, mereka perlu dilindungi karena amat menentukan kehidupan manusia saat ini dan di masa akan datang.

"Di tengah situasi pandemi saat ini, kita belajar bahwa penyakit dapat jadi penyebab kehancuran dari spesies manusia. Maka, pendekatan agama ini dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan kesehatan serta ruang hidup baik bagi manusia, maupun ruang hidup bagi makhluk hidup lain, seperti satwa dan tumbuh-tumbuhan," tutupnya.

Kegiatan itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unas, Dr. Zainul Djumadin M Si serta diikuti oleh akademisi dan para pemuka agama. Di antaranya da’i konservasi Banten Yayan HS, da’i konservasi Lampung ustaz Alif Makluf Almaduri, dan da'i konservasi Riau Ustazah Martalena. Juga hadir perwakilan Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Ahmad Husein. (OL-13)

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Riau akibat Ulah Manusia



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik