Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Guru Besar FKUI: Relawan Vaksin Covid-19 Bukan Kelinci Percobaan

Atalya Puspa
03/11/2020 13:30
Guru Besar FKUI: Relawan Vaksin Covid-19 Bukan Kelinci Percobaan
Petugas kesehatan beraktivitas saat persiapan penyuntikkan uji klinis vaksin covid-19, Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/8)(ANTARA/NOVRIAN ARBI )

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rianto Setiabudi menegaskan bahwa masyarakat yang mengikuti uji klinis vaksin covid-19 bukan merupakan kelinci percobaan.

"Pengembangan vaksin itu misi kemanusiaan. Kita sebagai bagian dari masyarakat dunia. Kita tidak bisa hanya menunggu dan terima jadi. Karena itu, tanggung jawab kemanusiaan ini harus kita pikul bersama sebagai bagian dari masyarakat dunia," kata Rianto dalam webinar yang diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Selasa (3/11).

Baca juga: Libur Akhir Pekan Lalu Berpotensi Timbulkan Lonjakan Covid-19

Rianto menjamin bahwa uji klinis dilakukan dengan pengawasan berlapis, mulai dari pengawasan yang dilakukan oleh komisi etik penelitian kesehatan, sponsor, hingga otoritas negara seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

"Subjek penelitian akan dijaga dengan pagar berlapis-lapis untuk menjaga keselamatan mereka," tegasnya.

Untuk itu, Ia menilai semestinya miskonsepsi di tengah masyarakat terkait subjek penelitian vaksin tidak terjadi. Pasalnya, penelitian terhadap manusia memang harus dilakukan untik memastikan kemanan suatu produk sebelum diproduksi secara masal.

Terpisah, Spesialis Mikrobiologi Klinik Budiman Bela menerangkan, uji klinis vaksin covid-19 yang dilakukan saat ini bertujuan untuk melihat respon antibodi terhadap vaksin.

"Nanti kita akan melihat membandingkan mereka yang divaksin dan tidak bagaimana respon antibodinya. Ini kan belum keluar hasilnya. Kita lihat prosesnya," bebernya.

Namun begitu, dirinya memastikan hingga saat ini tidak ada subjek yang mengalami efek yang fatal maupun berbahaya. Ia juga meyakini bahwa uji klinis tersebut dilakukan secara hati-hati. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik