Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sumpah Pemuda Momentum Amalkan Nilai Kebangsaan

Antara
02/11/2020 17:50
Sumpah Pemuda Momentum Amalkan Nilai Kebangsaan
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Dr Faisal Abdullah SH MSi DFM(Dok. Istimewa)

GURU Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Dr Faisal Abdullah SH MSi DFM mengatakan bahwa peringatan Sumpah Pemuda harus dijadikan momentum untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya pemuda-pemudi Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan dalam menangkal masuknya ideologi radikal.

"Seharusnya ide itu tidak berdasarkan suatu keagamaan, suku, ras, maupun bahasa tertentu, tetapi membawa ideologi yang majemuk baik dari berbagai agama, suku, ras dan bahasa yang ke depannya itulah yang bisa melahirkan suatu ideologi yang bernama Pancasila hingga saat ini. Yang mana bangsa ini tetap kokoh dalam menjaga persatuan dan nilai-nilai kebangsaan," ujar Faisal Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/11).

Faisal menuturkan bahwa itulah yang seharusnya dilakukan oleh para tokoh bangsa, tokoh masyarakat maupun oleh para pemuda-pemudi itu saat ini.

Jadi kesadaran kebangsaan itu tidak boleh hilang dalam jati diri para pemimpin bangsa dan pemuda itu sendiri. Karena tumbuhnya kesadaran kebangsaan itu bukan suatu hadiah.

"Dan kesadaran kebangsaan ini merupakan suatu aktualisasai diri. Jadi kesadaran berbangsa ini memang harus tumbuh dan berkembang di dalam rumah tangga seorang pemuda itu. Mulai dari orang tuanya maupun anaknya sendiri yang mana kesadaran kebangsaan itu harus selalu dipelihara," tuturnya.

Pria kelahiran Pare-Pare, 24 Juni 1963 itu mengungkapkan bahwa jika hal tersebut telah berkembang menjadi suatu paham, maka dia akan dapat membentengi dirinya dengan kesadaran kebangsaan itu sendiri. Sehingga, menurut dia, mereka ini tidak mudah di provokasi, diadu domba atau diarahkan ke hal-hal yang tidak sesuai.

Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Deputi I bidang Pemberdayaan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI itu menyampaikan bahwa untuk merefleksi kembali Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari itu harus menemukan satu titik yang namanya satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa serta anak-anak muda mempunyai daya tangkal yang baik dalam membentengi dirinya.


Baca juga:  Pasca Libur Panjang, Belum Ada Lonjakan Positif Korona


Dalam kesempatan itu, Faisal juga mengatakan bahwa di era sekarang ini masih saja generasi muda yang mudah terprovokasi. Kalau hal ini dibiarkan tentu akan sangat berbahaya bagi persatuan bangsa ini. Ini disebabkan masih minimnya literasi yang dimiliki para anak muda sehingga mereka mudah terprovokasi akibat adanya hoaks dan ujaran kebencian yang disebar melalui media sosial.

"Generasi muda ini tentunya masih banyak yang jiwanya masih labil. Bahkan di masyarakat luas sendiri juga masih rendah literasi-nya sehingga mudah terprovokasi. Tentunya hal ini kita semua harus bersama-sama memberikan literasi yang positif kepada para generasi muda agar terhindar dari konten-konten provokasi tersebut. Karena ini penting bagi generasi muda untuk memperkokoh NKRI," ujarnya.

Menurut dia "di era digitalisasi ini memang satu-satunya jalan adalah bagaimana intelijen-intelijen di bidang siber itu dapat berjalan dengan baik, sehingga cyber crime itu bisa berkurang. "Salah satunya jalan adalah memperkuat kemampuan siber kita, baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bentuk alat untuk menangkal."

Faisal juga menuturkan pentingnya sosialisasi melalui IT karena banyak hoaks maupun ujaran kebencian yang beredar dimana-mana, seperti, misalnya, mengajak orang untuk melakukan radikalisme, atau hoaks yang membawa suatu ideologi agama tertentu, yang mana hal itu hanya dipakai sebagai alat untuk kebenaran dan keuntungan dia atau kelompoknya sendiri. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya